Kamis, 09 Juni 2011

Mengubahkan ORANG BIASA jadi LUAR BIASA

Dalam perspektif manusia: adalah kekeliruan jika melibatkan orang-orang yg miskin kecakapan untuk terlibat dalam pekerjaan besar dalam skala luas dan bernilai abadi. Sangat tidak profitable memberi kesempatan mereka yg tidak terbukti kompeten untuk dipercaya dalam pelayanan. 
Dalam perspektif Allah: justru karena Kebodohan dan Kehinaan kita, menjadi latar belakang Allah melibatkan kita berkerja dalam proyekNya. Orang-orang yg tidak punya HAK untuk merasa pantas dipakai sebagai alatNya, orang biasa, tidak diperhitungkan, lemah dan tidak berpengaruh. 
Tetapi mengapa Allah tetap memberi kepercayaan kepada kita untuk bekerja diladangNya?

Prinsip manusia: menyisihkan mereka yg lemah, bodoh dan hina..
Prinsip Allah: mengubahkan mereka yg lemah, hina, bodoh, tidak terpandang, biasa-biasa saja menjadi orang-orang yg LUAR BIASA.

Menariknya para murid Tuhan Yesus justru kebanyakan adalah para nelayan.!
Orang -orang yg dipandang sebelah mata, tidak diperhitungkan, dinilai rendah , tidak terpelajar, kolot, sulit berubah justu menjadi prioritas pilihan Tuhan Yesus untuk bekerja bersamaNya.

Apa dasar pilihan Tuhan terhadap mereka yg dijadikan ALATNYA?

I. Allah mencari mereka yg MAU MERESPON PANGGILAN (Matius 4:18-22)
Pekerjaan dan kedudukan seorang nelayan dalam kehidupan umat Israel pada zaman itu jelas bukanlah kedudukan yang terhormat. 
Mereka disebut dengan “amme ha-aretz” yang secara harafiah berarti “rakyat jelata” atau menunjuk kelompok orang-orang yang tidak terpelajar, orang-orang biasa yg tidak terpandang.
Problem yang dihadapi oleh mereka yang tidak terpelajar:

a. Secara umum hidup dalam kelembaman, enggan beradaptasi dengan situasi yg baru: sangat sulit untuk menerima perubahan, lebih menyukai suatu siklus kehidupan yang relatif  tanpa goncangan. 

b. Tidak bergairah  untuk mempelajari pengetahuan atau materi yang tertulis. 

Jika menilai dari dimensi akademis pastinya dibutuhkan cukup banyak waktu untuk melatih dan memperlengkapi mereka untuk memiliki kecakapan dalam melayani Tuhan.
Dari dimensi sosial: mereka bukanlah orang yg berpengaruh, mereka adalah type pekerja kasar, orang berkeringat dan hidup apa adanya dianggap kurang bermartabat.

Ini merupakan kendala teknis dalam pelayanan, jika seorang pekerja Kristus tidak memiliki basis akademis yg baik maka sangat berpengaruh besar dalam kompetensi intelektualnya. 
"Mau dibawa kemana gereja" jika pemimpinnya tidak profesional?
Standar kualifikasi manusia yg menuntut kesempurnaan kecakapan hidup justru dianggap berseberangan dengan jalan pikiran Allah. 
I Korintus 1 : 26- 29
"Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil:  menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak,   tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. .......... supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah"
Allah mencari orang-orang yg mau bekerja bukan mereka yg mampu, karena Allah akan MEMAMPUKAN siapa saja yg MAU bekerja bagi Tuhan.

II. Allah mencari orang yang MAU DIUBAHKAN sebagai ALATNYA (Kisah Rasul 5:26-42 )

Kebangkitan Kristus adalah momentun yg membuktikan kehadiran Allah yg sanggup mengubahkan standar kelemahan manusia biasa menjadi manusia-manusia Ilahi yg sangat berdaya, efektif bahkan berdampak mengubahkan bagi dunia. Para murid Yesus yg sudah meresponi panggilan Tuhan. Sekarang ini diperlengkapi dengan kuasa: memperoleh roh hikmat, pengetahuan dan kharisma yang begitu luar-biasa saat memulai pelayanan!. 

Kisah Rasul 5:26-42 
Mengisahkan bagaimana para rasul mampu memberi jawaban yang berhikmat dan berwibawa sehingga para Sanhedrin atau Majelis Agama Yahudi saat itu tidak mampu berbuat apa-apa. 

Kisah Rasul 9:32-35 menyaksikan bagaimana Petrus memiliki kuasa ilahi yang sedemikian besar sehingga dia mampu menyembuhkan seorang yakni Eneas yang telah sakit lumpuh selama 8 tahun. 

Kisah Rasul 9:36-41 menyaksikan bagaimana Petrus dengan kuasa kebangkitan Kristus mampu membangkitkan Tabita atau yang disebut dengan Dorkas yang telah meninggal, tetapi dapat bangkit kembali. 

Kuasa kebangkitan Kristus menyertai pelayanan Petrus sedemikian rupa, sehingga Petrus dimampukan untuk melakukan hal-hal yang melampaui kemampuan dan kapasitas manusiawinya. 

Semua karunia dan kemampuan tersebut tidaklah mungkin dicapai oleh para murid Yesus yang berlatar-belakang dari para rakyat jelata. Seandainya para rasul dan gereja perdana tidak memperoleh karunia dari Kristus, maka mereka pasti sudah tenggelam dan lenyap dari perjalanan sejarah.

Tetapi Kristus yang bangkit telah menganugerahkan kepada para muridNya suatu kuasa yang tidak dapat diberikan oleh dunia. Kuasa ilahi yg tidak dapat dipelajari disekolah manapun dan diajarkan oleh siapapun. 
Kuasa itu diberikan Allah kepada hamba-hambaNya sebagai anugerah yg menjadi alat kelengkapan bukan dengan tujuan pamer tetapi untuk memenangkan jiwa bagi Kristus.

Sifat karunia dan kemampuan ilahi yang dimiliki oleh para  murid Yesus tidaklah melekat pada diri mereka sendiri. Mereka hanya menjadi alat atau media dari karya keselamatan Allah. 
Karena mereka BERSEDIA untuk dipakai oleh Kristus sebagai alat untuk menyatakan kemuliaanNya.  
Pemahaman teologia ini sangat  penting supaya kita tidak terjebak pada bahaya:

1. Memusatkan pada diri sendir (kultus individu): gereja perdana tidak pernah sampai mengkultus-individukan para rasul yang memiliki kharisma ilahi karena kesadran  akan karunia yg Allah berikan. 

2. menganggap diri paling hebat dari yg lain (superior): Juga tidak pernah berupaya untuk membangun suatu pemahaman bahwa diri mereka sangat berarti dan menentukan perjalanan gereja Tuhan di atas muka bumi ini, memiliki bobot yg lebih hebatdari yg lain. 

Prinsip spiritualitas para rasul tersebut pada masa kini ternyata tidak dipelihara dengan penuh kewaspadaan. Sehingga karunia atau kemampuan yang dimiliki oleh seorang pelayan Tuhan pada masa kini  justru dipakai sebagai jembatan menuju kemuliaan diri sendiri. 

Sekarang ini tidak sedikit pemimpin gereja yg berupaya membangun suatu kecenderungan untuk dikultus-individukan oleh umat. Gereja tidak lagi dikondisikan kearah Kristus-centris tetapi dibelokkan pada ego-centris.
Akar persoalan yg faktual ditengah jemaat bukanlah gereja menerima atau menolak manifestasi  Allah yang supra-natural berupa mukjizat, tetapi sikap para pelayan Tuhan yang telah mengklaim berbagai tindakan supra-natural tersebut sebagai kesanggupan diri, kelebihan, keistimewaan, kehebatan untuk kepentingan kemuliaan diri bahkan dapat diperjual belikan. 

Ironinya banyak jemaat yg lebih suka sentuhan emosional dan hal-hal spektakuler yg ditampilkan dipanggung gereja. Sedangkan pengajaran yg sarat dengan pengajaran firman Allah dianggap tidak up to date alias ketinggalan jaman.

Allah yg seharusnya punya otoritas mengubah hidup kita supaya menampilkan Kristus melalui hidup dan kerja pelayanan sering kita rubah sendiri tatanannya menjadi pelayanan untuk merubah orang lain terpukau dengan pelayanan kita.

III. Allah mencari orang yg MAU MENDEDIKASIKAN HIDUP pada Fakta Abadi (Kis. 9:36-41)

Allah tidak memanggil hamba-hambaNya dengan tujuan supaya dapat mendemontrasikan mujizat  tanpa tujuan ditengah jemaat! Jika mujizat atau kuasa Allah dibutuhkan dalam rangka memudahkan atau membebaskan manusia dari persoalan teknis pelayanan atau melarikan diri dari tanggungjawab yg selayaknya dipikul; berarti kita sedang memaksakan Tuhan bekerja mengikuti irama kita.
Mengapa Allah memakai Petrus menjadi manusia yg luar biasa? 
Seorang awam namun dapat mengsekposisi secara komprehensih teologia Perjanjian Lama sehingga membuat 3000 orang bertobat?
Seorang nelayan yg dipakai Allah untuk menyembuhkan dan bahkan membangkitkan orang mati.
Rakyat jelata yg punya keberanian berargumentasi dihadapan pememimpin agama?
Seorang nelayan yg diubahkan menjadi RASUL YESUS KRISTUS!

a. Pengalaman ini bertujuan untuk memperteguh eksistensi jemaat yang waktu itu masih lemah. 
b. Merupakan manifestasi dari Kristus yang peduli dan mengasihi jemaatNya. 
c. Pengalaman tersebut untuk menanamkan tonggak dimulainya kekristenan

Semua manifestasi karya Allah secara supra alami dalam pelayanan bukanlah untuk SENSASIONAL, AKSI SPEKTAKULER, SPIRITUALITAS PANGGUNG dengan tujuan pamer.....
Allah tidak perlu memamerkan kuasaNya supaya harga Dirinya dianggap lebih berkuasa, hebat dan mulia. Tanpa kehadiran itu semua eksistensi Allah kita tetap tidak berbubah. Bahkan saat mulut kita terdiam tidak mengakui kemahakuasaan Allah. Dia adalah Allah yg maha kuasa yg tak akan berubah oleh pengakuan manusia.

Pengalaman adalah pengalaman yg tidak dapat dijadikan doktrin pelayanan yg baku. Pengalaman pelayanan harus ditempatkan dalam konteks kepentingan dan tujuan bukan sebagai MODEL yg diadopsi sembarangan . "Mujizat Allah pasti terjadi" kita kumandangkan dalam kerangka harapan kita yg konsisten mempercayai Allah sanggup mengerjakan segala sesuatu tetapi jangan MENDESAK ALLAH melakukan format, bentuk, pilihan sesuai dengan rancang bangun diri sendiri......gak sopan itu namanya...

Sejarah menjelaskan bahwa para murid Yesus juga harus masuk pengalaman kematian bahkan menjadi martir tanpa mujizat kebangkitan! Padahal dilihat dari sudut pengorbanan ,kasih dan kesetiaan mereka sudah mendedikasikan hidup seutuhnya bagi Tuhan. Tetapi mengapa saat mereka dianiaya secara kejam dan dibunuh dengan cara tragis, Tuhan Yesus tidak bergegas menolong dan seolah-olah Tuhan cuci tangan atas persoalan yg mereka hadapi? why.....? 

Apakah fakta tersebut dapat dijadikan suatu alasan bahwa Kristus selaku Gembala tidak peduli dan memelihara hidup umat percaya?

Mengapa kita yg bergiat melayani Tuhan dengan all out, realitanya masih mengalami hal-hal yang sangat pahit dan tragis?

Pahamilah bahwa FAKTA intervensi Allah berada dalam bingkai KEABADIAN
Fakta 1.
Kuasa dan karya Kristus dalam kehidupan sehari-hari  dialami oleh sebagian umat percaya dalam bentuk perlindungan dan pertolonganNya yang menyelamatkan mereka dari bahaya maut, kesembuhan, keberhasilan bahkan kebangkitan dari mati. 

Fakta 2.
Orang-orang yang hidup saleh dan benar tidak selalu terluput dari penyakit yang tidak tersembuhkan. Demikian pula orang-orang yang mendedikasikan seluruh hidupnya dengan penuh kesetiaan kepada Kristus juga tidak terluput dari kematian yang kejam. 

Ketahuilah bahwa Kristus selaku Gembala yg baik bukanlah sekedar pelindung dan penyelamat hidup secara fisik belaka dan karyanya tidak berhenti pada masa kini saja. Kristus adalah Gembala yg baik dengan kapasitas kerja untuk kepentingan kekekalan dengan wilayah kerja jiwa dan roh manusia juga. 

Makna keselamatan secara utuh pada hakikatnya dinyatakan dalam suatu kehidupan yang dipersekutukan dengan Kristus yang telah bangkit. Sehingga seandainya semua harapan kita di dunia ini tidak terpenuhi di mana penyakit kita tidak tersembuhkan dan kematian tragis tidak dapat dielakkan, namun secara faktual kehidupan kita sepenuhnya dalam relasi dengan Kristus itu berarti kita telah menikmati berkat yg abadi

Berkat penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita tidaklah identik dengan terpenuhinya harapan-harapan manusiawi kita seperti kesembuhan dari penyakit, melimpahnya berkat jasmani, sukses pangkat, panjangnya usia hidup kita. ini adalah fakta-fakta yg tidak abadi

Tetapi kualitas pelayanan yg dibangun Tuhan Yesus adalah pelayanan yg berorientasi keabadian, pelayanan yg mengubahkan jiwa manusia untuk kembali mengalir masuk dalam denyut nadi Allah.

Jika pelayanan yg sedang kita bangun bermodelkan pelayanan yg sukses secara material: terbangunnya gedung yg megah, jumlah jemaat yg melimpah, fasilitas yg mewah, popularitas, kenyamanan, ekonomi yg kokoh, profesional, branded (bermerek terkenal). 
Itu bukan tidak penting.....gereja butuh investasi material yg sehat
itu bukan tidak bernilai.......gereja butuh sarana pelayanan yg memadai
itu bukan sia-sia......gereja juga bekerja mencari jiwa-jiwa ......sebanyak-banyaknya

Namun jika kita mengedepankan kepentingan DIRI dan MATERI, hanya memikirkan yg KELIHATAN (masa kini) saja bukan yg TIDAK KELIHATAN (kekekalan) , dan hanya memikirkan kepentingan TUBUH bukan JIWA, berarti kita sedang pada posisi  membantah kerinduan Allah yg ingin mengubahkan arah pelayanan kita yg harus berbasiskan keabadian.

reDifine         ...definisikan lagi format panggilan pelayanan kita
re Structure......susun kembali puing-puing yg hancur atau harus disingkirkan
re Posision.      ...letakkan kembali visi pelayanan kita untuk berorientasi keabadian

God Morning All
God Bless U all

by Haris Subagiyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar