Senin, 31 Januari 2011

Tuhan ajarilah aku berdoa

Matius 26: 36-46

Semua orang boleh mengakui pola doanya kepada Allah sebagai pengalaman yg spektakuler bagi lahirnya jawaban doa, sebaliknya ada orang yg doa-doanya terasa terpental dari langit atau sebagian lagi menjadikan doa sebagai agenda kegiatan kekristenan saja supaya dianggap pantas. Terlepas dari apa yg dapat dilakukan manusia dalam doanya, murid-muridNya dengan jujur memohon supaya Tuhan Yesus mengajarinya berdoa: "Tuhan ajarilah kami berdoa"

bagaimana pola doa yg diajarkan Tuhan kita?

1. Berdoa dengan jujur menyerahkan kehendak kita

Saya pernah mendengar perkataan begini: "Syarat supaya doa kita dikabulkan oleh Allah adalah jujur dan tulus!" Apa betul demikian?
Kejujuran dalam doa kita, tidak dapat memaksa Allah untuk mengabulkan yang kita mohon. Allah tetaplah Allah. Dia mempunyai rencana dan kebijaksanaan yang sempurna. Oleh karenanya tidak semua doa yang tulus dikabulkan. Jangan kaget. Memang begitu. Setidaknya Yesus Kristus sendiri mengalami. Renungkan yang didoakan Yesus di taman Getsemani
Mat 26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Apakah doa ini kurang jujur? Sangat jujur. Sebagai manusia yang sudah tahu nasib yang akan menimpa diriNya, Yesus sangat berharap dibebaskan dari penderitaan. Sangat jujur. Dengan sangat jelas Dia mengesampingkan kehendakNya sendiri dan menjunjung tinggi apa yang dikehendaki Allah BapaNya.
Lalu, apa yang dialami Yesus? Boleh dikatakan, doa permohonanNya tidak dikabulkan. Jadi dapatkah kita berharap melebihi Yesus dan bisa memaksa Allah Bapamu dengan kejujuran.
Hal pertama yang penting dalam doa adalah jujur. Katakan kepada Allah dengan jujur: saya menginginkan ini, saya tidak dapat melakukan ini. Inilah yang Yesus lakukan. Mat 26:36:" Kristus membuka hatinya terhadap penderitaan yang akan dijalaninya.
Penderitaan yang Yesus pikul di taman Getsemani berat karena keterpisahanNya dari Allah Bapa. Seolah-olah Tuhan Yesus berkata:" "Aku tidak bisa melakukan ini." Itulah yang Yesus katakan. Matius 26:36
disinilah Dia membuka hatinya. Hal yang sangat menyakitkan dalam pergumulan Kristus di Taman Getsemani adalah keterpisahan dari Allah Bapa. Hal itu lebih berat dari ejekan, ditertawakan, dikutuk oleh manusia bahkan lebih daripada di ludahi oleh manusia. Itu lebih daripada duri, daripada cambuk. Ayat 38;
Kita mungkin bertanya-tanya: apa yang telah terjadi? Tuhan Yesus yang bisa menangani berbagai masalah, lalu mengapa pada saat-saat seperti ini demikian sedih dan ketakutan? Di dalam kemanusiaanNya, Dia memang mengalami kesedihan dan ketakutan ini.
Dia berdoa dalam ayat 39, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku,
Seolah-olah  Dia berkata, "Aku tidak bisa melakukan ini." Yesus memang menghendaki untuk pergi ke salib.Salib itu sudah semakin dekat dan Dia harus naik ke salib itu. Tapi kenapa pada waktu pergumulan di taman Getsemani dia berkata: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku,
Kristus jujur dengan diriNya dan kepada Allah Bapa. Kalau memang ada cara lain, kalau memungkinkan, Dia tidak perlu naik ke salib. Walaupun memang pada awalnya, Dia sudah berkomitmen untuk naik ke atas kayu salib. Hal ini sama dengan seseorng yang akan di operasi. Orang tersebut sudah Ok, untuk dioperasi. Jadwal operasi sudah disepakati. Sdr datang ke rumah sakit, menjalani masa -masa persiapan. Tapi pada waktu berada di ruang operasi yang dingin, penuh dengan peralatan dan dokter yang menutup mulut didampingi suster. Sdr kemudian menjadi lemas dan berkata: saya tidak sanggup menjalani operasi ini. Jikalau sekiranya mungkin, kiranya operasi ini tidak perlu dilakukan. Nah, itu keinginan sdr karena besarnya kegentaran yang sedang alami. Tuhan Yesus juga menghadapi kegentaran yang besar itu. Dia sudah berkomitmen, tetapi ada sebuah kegentaran yang besar menghadapi kayu salib sehingga dia berdoa dengan jujur dan berkata:" "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, Ia berdoa dengan doa jujur: aku sulit melakukan ini.
Apakah doa Tuhan Yesus ini menyatakan bahwa Dia ingin menghindarkan diri dari misi-Nya mati di atas kayu salib? Atau apakah doa itu menunjukkan bahwa Dia ragu-ragu untuk melanjutkan pekerjaan-Nya, sehingga ada kesan Dia ingin menyerah di tengah jalan? Sekali-sekali tidak. Tapi justru dengan berkata-kata seperti di atas, kita mendengar suatu doa yang jujur: Apakah kematian di atas kayu salib merupakan satu-satunya cara menyelamatkan manusia berdosa? Doa Tuhan Yesus menjadi contoh dari seorang yang jujur dan terbuka terhadap Allah. William Barclay berkata: “Bukanlah suatu hal yang salah bila kita mengungkapkan perasaan kita yang sesungguhnya terhadap Allah.” (It is never wrong to express our true feelings to God). Hanya mereka yang jujur terhadap Allah, baru dapat jujur terhadap diri sendiri dan sesamanya. Hanya mereka yang terbuka terhadap Allah, baru dapat terbuka terhadap diri sendiri dan sesamanya.
Aplkasi
Apakah kita pernah merasakan pergumulan seperti itu ? Apakah kita pernah berpikir, Tuhan, saya tidak bisa melakukan ini. Saya tidak bisa menjadi melakukan pelayanan ini. Saya tidak bisa menghadapi lagi orang yang menyebalkan ini. Atau saya tidak bisa menghadapi masalah ini. Saya tidak bisa menanggung kesulitan ekonomi ini. Dll. Hal apa yang paling sulit yang kita tidak bisa tanggung? Pekerjaan, keluarga, hubungan dnegan orang lain, gereja dan pelayanan? Jangan putus asa. Anda perlu melakukan apa yang Tuhan lakukan dan yakni berdolah dengan jujur. Bukan suatu hal yang salah mengungkapkan perasaan kita yang sesungguhnya dihadapan Allah.  Tuhan tahu apa yang ada di hati Anda juga. Tidak ada rahasia besar di dalam hati sdr. Langkah pertama dalam sebuah doa adalah berdoalah dengan jujur. Ungkapkan segala isi hatimu kepada Tuhan. Dan ingatlah bahwa ini bukan jaminan bahwa doamu akan dijawab, walaupun sudah diungkapakan dengan jujur, karena yang jauh lebih penting dalam sebuah dia adalah jadilah kehendakMu

2. Jadilah kehendakMu.

Setelah Tuhan Yesus berdoa selama 1 jam mengungkapkan dengan jujur apa yang ada di hatinya, dimana isi doanya adalah kalau memungkinkan cawan ini lalu. Selama 1 jam itu Tuhan Yesus sudah bergumul dalam doa yang jujur. Kemudian dia  sejenak pergi ke murid-muridNya. Dan setelah Dia melihat bahwa murid-muridnya tidur, Dia kembali lagi berdoa. Doanya yang kedua, ini bukan lagi doa yang jujur, tetapi sebuah doa penyerahan. Doa yang menyatakan bersedia menaati kehendak Tuhan. Doa Tuhan Yesus yang kedua berbunyi seperti ini dalam Mat 26:42 Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Penekanannya adalah bukan pada biarlah cawan ini lalu. Tetapi pada kata: Jadilah kehendakMu. Kalimat jadilah kehendakMu adalah kalimat kemenangan. Kehendakmu yang jadi, bukan kehendakku. Inilah inti dari ketaatan yang benar dan disnilah sebuah kemenangan rohani mulai diperoleh. Disinilah sukacita akan kita alami, jika bisa menerima kehendak Tuhan
Mengatakan jadilah kehendakMu memang mudah, tetapi sulit untuk dilakukan dan diterima. kalau kehendak Tuhan benar-benar terjadi dalam hidup kita.
Mengatakan kata: jadilah kehendakMu, sangat mudah, kalau kehendak Tuhan sesuai dengan keinginan kita. kita bisa dengan sukacita mengatakan: jadilah kehendakMu Tuhan. Kalau saya tahu bahwa saya akan mendapatkan apa yang saya inginkan, maka doa:jadilah kehendakmu, tidak akan menjadi masalah buat saya.
Tetapi kalau kehendak Tuhan dan kehendak saya berbeda dan saya mesti menyesuaikan kehendak saya dengan kehendak Tuhan, maka disinilah masalahnya. Sdr pasti tidak akan terburu buru mengatakan :" jadilah kehendakMu".
Kenyataannya memang kehendak kita tidak selalu sama dengan kehendak Tuhan. Kita ingin anak perempuan, Tuhan beri anak laki-laki. Kita ingin untung gede, Tuhan beri untung kecil., Kita hanya berharap untung kecil, Tuhan beri untung gede.
Seringkali kita alami, bahwa kita ingin Tuhan bertindak cepat menolong kita, eh…Tuhan malahan, kelihatannya lama sekali memberikan pertolongan. Pada saat kita bertindak lambat, Tuhan yang bertindak cepat. Ketika saya berdoa untuk kesembuhan orang yang kita kasihi, justru orang itu meninggal. Atau ketika kita berdoa agar orang yang kita kasihi meninggal saja lebih cepat karena kasihan menderita,…..Tuhan malah mengijinkan orang itu hidup lama dalam penderitaan. Ketika saya meminta jawaban doa, Dia tidak menjawab. Bisakah sdr mengatakan: amin, jadilah kehendakMu pada saat kejadian-kejadian tersebut? Ini adalah doa yang paling sulit didoakan, karena kita ingin kehendak kita yang jadi.
Namun kalau sdr ingin mengalami suakcita dan menerima yang terbaik dari Tuhan, doa sdr harus mengaminkan kehendak Tuhan.. Tuhan lah yang paling tahu apa yanbg terbaik yang kita butuhkan. Baik itu sdr setuju atau tidak setuju, Dia yang paling tahu apa yang terbaik untukmu. Dan karena Tuhan paling tahu apa yang terbaik untuk kiita, maka kita harus belajar untuk mengatakan doa seperti Tuhan Yesus: jadilah kehendakMu. Kita harus belajar untuk taat sepenuhnya kepada Allah.
Ketaatan kita kepada kehendak Tuhan adalah awal dari sebuah kemenangan rohani. Kita akan dipakai dengan lebih heran oleh Tuhan pada saat kita menaati kehendak Tuhan. Dalam sejarah gereja, terdapat banyak contoh mereka yang mengalami sukacita yang besar dan dipakai dengan heran oleh Tuhan karena ketaatan mereka kepada kehendak Tuhan
Wilbur Chapman adalah seorang penginjil 100 tahun yang lalu. Suatu kali ia berada di Inggris, dan ia mengunjungi William Booth, pendiri Bala Keselamatan. William Booth sangat terkenal karena kehidupan rohaninya yang luar biasa dan kuasanya dalam pelayanan. Wilbur Chapman berkata kepadanya, "Aku ingin mengetahui apa rahasia kehidupan rohani Anda. Dan dia menulis ini:
"Mr Booth ragu-ragu untuk sedetik. Dan kemudian dia menteskan air mata. Kemudian dia berkata ini:" Aku mengatakan kepadamu rahasia. Tuhan telah memiliki semua yang ada pada diri saya Saya sudah memutuskan bahwa Allah dapat memiliki semua yang ada pada William Booth. Dan jika ada kuasa Alah dalam Bala Keselamatan hari ini, itu karena Allah telah memiliki seluruh hati saya, seluruh kehendak saya.
Kalau kita selalu mengamini dan mengatakan jadilah kehendakMua, maka disinilah awal dari sebuah kemenangan rohani. Kita akan melihat pekerjaan Tuhan akan semakin berkembang dan nama Tuhan dimuliakan. Tuhan dimuliakan ketika Tuhan Yesus mengatakan: jadilah kehendakMu, saya akan meminum cawan ini.

3.Tetaplah konsisten di dalam doa "Jadilah kehendakMu"
Tuhan Yesus tetap konsisten dalam pernyataan doanya. Dia sampai tiga kali mengucapkan doa yang sama, jadilah kehendakMu. Dia tetap konsisten. Doa jadilah kehendakMu, harus konsisten didoakan. Biasanya hari ini kita mengatakan: jadilah kehendakMu. Tetapi kemudian esok ada perubahan : kita minta lagi supaya kehendak kita yang jadi. Itu berarti doa: jadilah kehendakMu masih berada dalam tahap di otak kita. doa itu belum masuk ke hati kita. Doa itu belum merubah diri kita. Doa sudah merubah diri kita kalau kita berdoa dengan konsisten: jadilah kehendakMu. Kita seringkali berpikir bahwa doa yang penuh kuasa itu adalah doa yang mengubah keadaan kita. Memang, itu adalah doa yang penuh kuasa. Tetapi doa itu akan lebih penuh kuasa, kalau bisa mengubah diri kita dari jadilah kehendakku menjadi jadilah kehendakMu. Jawaban yang paling besar dari sebuah doa adalah ketika Allah mengubah diri kiita menjadi sesuai dengan kehendakNya.

Kaya tapi miskin



“Karena dimana hartamu berada, di situ juga hatimu berada”
Matius 6:21


Thierry de la Villehuchet tergolong sebagai golongan kelas atas di Perancis. Lahir dari sebuah keluarga ningrat yang kaya, Villehuchet kemudian meniti karirnya di bidang investasi, menjadi sebuah manajer investasi yang terkenal di dunia. Ia mendirikan Access International Advisor atau AIA, yang memiliki total investasi senilai 3 milyar dollar AS. Ia adalah anggota dari New York Yacht Club dan Larchmont Yacht Club yang eksklusif, dan berkantor di sebuah gedung pencakar langit di Madison Avenue, kawasan elit New York.

Adolf Merckle, adalah seorang figur kaya lain dari Jerman. Ia termasuk orang terkaya ke-44 di dunia, dan masuk 10 besar dalam orang terkaya di Jerman. Ia adalah pemilik produsen obat generik terkenal Ratiopharm, dan seorang pemegang saham dari Heidelberg Cement. Pada akhir tahun 2007, asetnya mencapai 12.8 milyar dollar AS.

Dari Amerika, ada Steven Good, pemilik Sheldon Good & Co., sebuah perusahaan properti di kota Chicago yang sukses. Perusahaan yang didirikan ayahnya 40 tahun lalu ini sempat memiliki nilai transaksi senilai 9.2 milyar dollar AS. Tak heran jika sebuah sedan mewah Jaguar bertengger di dalam garasi Steven Good.

Namun, tiba-tiba, gambaran kesuksesan ini berubah drastis ketika badai krisis ekonomi menerpa dunia.

  • Thierry de la Villehuchet didapati meninggal dunia di kantornya di Madison Avenue yang serba mewah karena bunuh diri. Ia menyayat urat nadi lengan kirinya dan menenggak obat tidur dengan dosis mematikan. 
  • Adolf Merckle, juga melakukan bunuh diri, dengan menabrakkan diri pada kereta yang melaju kencang di kota kelahirannya, Blaubeuren, Jerman. 
  • Steven Good menembak dirinya sendiri di dalam Jaguar merahnya, sesudah menulis pesan kematiannya.
Apa yang terjadi dengan orang-orang ini? Bukankah mereka termasuk golongan yang kaya dan berada? Bukankah mereka selalu bergelimang kemewahan, hidup bergaya jet set, dan, seharusnya, berbahagia? Lalu mengapa mereka mereka sampai melakukan bunuh diri?

Belajar dari pengusaha Indonesia  Bob Sadino, ia adalah pemilik gerai Kem Chicks dan cukup berada, tapi beliau memulai hidupnya dalam kesusahan, bahkan sempat menjadi kuli bangunan. Dalam wawancara ketika ditanya, apakah sukses Oom Bob yang terbesar? Jawabannya sangat mengejutkan: ”Sukses yang luar biasa buat saya adalah dulu, ketika melarat, dan tidak punya uang, tapi bisa mendapatkan sepiring nasi untuk makan! Itulah sukses yang betul-betul saya rasakan. Sesudah menjadi kaya, semuanya justru terasa biasa saja, proses saja. Tapi, sepiring nasi itulah sukses saya yang terbesar!”

Melalui pandangan Oom Bob, yang pernah menjadi miskin dan kaya, kita bisa sedikit memahami, mengapa Tuhan Yesus sangat menghargai orang miskin. Dalam khotbah Sabda Bahagia ia berkata “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Mat 5:3). Orang yang miskin, yang tidak memiliki banyak harta, sangat menghargai sebuah anugrah, sekecil apapun. Sementara orang kaya, karena begitu keranjingan mengumpulkan harta, cenderung ingin memiliki harta sebanyak-banyaknya, bahkan sampai tujuh turunan!

Nah, apa yang terjadi jika harta itu diambil daripadanya? Nah, inilah resiko besar yang tidak pernah dikhawatirkan oleh si miskin! Secuil saja dari hartanya lenyap, maka orang bisa kalap, mengamuk, bahkan bunuh diri. Perlu diingat, bahwa ketiga orang yang melakukan bunuh diri tadi kekayaannya memang berkurang dengan cukup drastis, tapi mereka masih jauh dari miskin. Masing-masing masih memiliki jutaan dolar AS, bahkan Adolf Merckle masih termasuk dalam salah satu orang terkaya di Jerman. Tapi, kehilangan sedikit harta itu begitu mengerikannya, sampai-sampai mereka rela menghabisi nyawanya sendiri!

Aplikasi:
Harus dibangun suatu keseimbangan yang harmoni antara iman dan harta kita. Jika kita termasuk dalam golongan orang yang kaya, bersyukurlah, namun juga waspada. Karena, sebagai orang kaya, mental kitapun seringkali menjadi mental ’orang kaya’: merasa berkuasa, merasa bisa melakukan segala sesuatu, merasa paling penting, selalu harus didahulukan, dan paling suci karena banyak menyumbang gereja. Hal ini yang ditunjukkan oleh seseorang yang menghadap Yesus (Mat 19:16-26). Orang ini berkata bahwa ia sudah melakukan ajaran Taurat, sudah menyumbang, sudah berbuat baik, sudah mengikuti semua ajaran agama. Singkatnya: sudah suci, sempurna! Maka, Iapun pergi kepada Yesus dan berkata: ”Guru, perbuatan baik apakah yang harus kulakukan agar memperoleh hidup kekal?” (Mat 19:16).

Tapi, Tuhan Yesus bukan pemimpin jemaat yang akan memuja-muja si kaya karena takut sumbangannya digereja akan berkurang. Ia dapat membaca niat orang itu, dan memberikan tantangan yang biasa: ”Jikalau engkau hendak sempurna, pergillah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di Sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku” (Mat 19:21). Memang, ia pernah menyumbang untuk orang miskin, tapi memberikan SEMUA hartanya adalah hal yang tak terbayangkan! Inilah sifat ’orang kaya’: bisa jadi ia rela memberi secuil atau sebagian, tapi tidak semua! Orang inipun mundur teratur, tidak jadi mengikut Yesus (Mat 19:22).

Apabila kita tergolong orang yang berkecukupan, maka kita memiliki tantangan yang lebih besar daripada orang miskin, yakni menjaga keseimbangan yang selaras antara harta dan iman kita. Bukan berarti orang Kristen tidak boleh kaya, tetapi sebagai orang Kristen kekayaan mengandung tanggung jawab lebih yang harus dipikul. Salah satu cara untuk menjaga keseimbangan ini adalah dengan melakukan kontak dengan golongan lain yang kurang beruntung, bukan hanya dengan memberi uang, tetapi ikut terlibat aktif. Misalnya, menjadi relawan untuk kaum miskin kota, berkunjung ke panti asuhan, atau berjalan-jalan ke daerah minus. Dengan menyaksikan, hidup bersama, dan berinteraksi dengan orang yang kurang beruntung ini, kita akan mendapat pencerahan untuk bersyukur akan kondisi kita, namun juga tidak lupa akan dari mana kita berasal. Dengan demikian, kita akan terhindar dari ’mental orang kaya’ yang membuat pintu masuk Sorga menjadi sekecil lubang jarum

Jumat, 28 Januari 2011

Keakraban PS Charisma Bhakti 2011

Paduan Suara CHARISMA BHAKTI,
Memulai tahun 2011 dengan  Persekutuan doa
Worship Leader   : Wulan
Pembawa Firman : Erwin
Dokumentasi        : Joshua Putra Adiguna

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption



Add caption

Add caption

Add caption




Add caption


Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption


Add caption

Add caption


Solusi Mengubah KRISIS menuju KELIMPAHAN

Tidak ada seorangpun yg diberi dispensasi melewatkan begitu saja pelajaran "Kesukaran hidup" , tidak terkecuali mereka yg hidup taat berjalan dalam firman Tuhan. Kesukaran adalah mata kuliah wajib untuk dihadapi! , tidak ada pilihan... tidak ada tawar menawar...tidak ada pengecualian
Setiap orang harus menghadapi level kesulitannya masing-masing bahkan kesulitan ditingkat krisis  menjadi bagaian yg tak terpisahkan dari kehidupan manusia.

Bagaimana langkahnya kita dapat terus berjalan maju dengan penuh harapan, ditengah krisis hidup yg paling hebat sekalipun?

Kejadian 26 : 1- 35


1. Siapkanlah jalan bagi Tuhan untuk bekerja dalam kita
Dengan artikulasi yg jelas, tegas dan berulang, Allah menempatkan KETAATAN pada firmanNya sebagai JALAN (infrastruktur) satu-satunya untuk mengubah segalanya.

karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku." ayat 25
  • Mendengar firman Allah
  • Memelihara segala perintah Allah
  • Memelihara segala ketetapan Allah
  • Memelihara segala hukum Allah
Memelihara hubungan dengan Allah melalui ketaatan melakuan Firman Allah merupakan kunci utama keberhasilan mengatasi berbagai krisis.
Dalam kasus kelaparan saat ini Tuhan melarang Ishak untuk pergi ke Mesir (ay 2),  bedakan dengan persoalan yg dihadapi Abraham. Pada waktu Abraham menghadapi bahaya kelaparan, ia mengungsi ke Mesir (Kej 12:10). Mungkin Ishak mau meniru jejak ayahnya dengan mengungsi ke Mesir pada waktu mengalami bencana kelaparan. Sepertinya mengungsi menjadi trend atau reflek manusiawi dalam menghadapi krisis. dikit-dikit mengungsi, sebentar-sebentar mengungsi, mengungsi kog cuma sebentar? mengungsi boleh saja jika kasusnya meletusnya gunung merapi, banjir bandang, gempa dsb. tetapi ini kasus pangan (paceklik), bisa berulang, bisa kesalahan manusia, tidak menutup kemungkinan karena alam. Yg pasti  menuntut manusia berinovasi untuk  mencari solusi tidak sekedar lari dari keadaan! 


Bencana kelaparan ini bukanlah  krisis yg pertama kali, perhatikan tentang pengungsian ke Mesir pada waktu mengalami bencana kelaparan, Abraham, Ishak dan Yakub mengalami hal yang berbeda-beda:
  • Pada waktu Abraham mengalami kelaparan dan mengungsi ke Mesir,Tuhan tidak memerintahkan ataupun melarang hal itu.
  • Pada waktu Ishak terkena kelaparan, Tuhan melarangnya untuk pergi ke Mesir.
  • Pada waktu Yakub terkena kelaparan, Tuhan justru menyu­ruhnya untuk pergi ke Mesir (Kej 46:3)!
Kita tidak dapat menggeneralisasi solusi krisis dari pengalaman masa lalu. Kompleksitas masalah dan  situasi yg berbeda mendesak kita mencari solusi yg sesuai kebutuhan. Namun Tuhan mengajarkan satu hal: apapun persoalannya, dimanapun dan kapanpun prinsip penyelesaian pertamanya tetap sama: Lakukan saja kehendak Firman Tuhan dengan taat! Karena Tuhan hanya berjalan diatas firmanNya sendiri.!

Tuhan menyuruh Ishak tinggal di Gerar sebagai orang asing (ay 2b,3a). 
Bahaya kelaparan ini memaksa Ishak untuk meninggalkan tanah perjanjian (Kanaan), dan ini mungkin membuatnya ragu-ragu akan janji Tuhan. Karena itu Tuhan harus mengulangi janjiNya untuk menguatkan iman Ishak.
Kata-kata Tuhan dalam ay 5 menunjuk pada Kej 22:18.
Sebetulnya janji yg diberikan Tuhan tidak berproses dari ketaatannya. Namun Ia sudah mendapatkan perjanjian itu sebelum ia taat. Namun ketaatannya yg dicatat dalam Kej 22, dimana ia rela mempersembahkan Ishak, menyebabkan Tuhan meneguhkan perjanjianNya dengan Abraham.
Di sini Tuhan menyatakan hal itu kepada Ishak untuk memotivasi Ishak untuk meniru ketaatan Abraham.

Ishak mentaati Firman Tuhan itu. Ia tidak pergi ke Mesir, tetapi ke Gerar yang merupakan wilayah dari Abimelekh (ay 1b,6).

Adalah sesuatu yang menarik bahwa Ishak mau taat tanpa bertanya: ‘Mengapa tak boleh ke Mesir? Mengapa harus ke Gerar?’

Catatan: Abimelekh di sini kemungkinan besar tidak sama dengan Abimelekh dalam Kej 20-21, karena saat itu sudah sekitar 80 tahun yang lalu. Mungkin ini adalah anak dari Abimelekh yang ada dalam Kej 20-21. Jadi, Abimelekh sebetulnya bukan nama tetapi gelar, yang dipakai turun temurun (demikian juga dengan ‘Pikhol’ dalam ay 26 bdk. 21:22).
Tuhan harus menyatakan secara tegas dan berulangkali untuk meyakinkan kita tentang otoritasNya yg mengatasi segala hal:
  • Dia menyatakan diri sebagai Allah yg menyertai
  • Dia menyatakan diri sebagai Allah yg memberkati
  • Dia menyatakan diri sebagai Allah yg tidak dapat berubah setia
  • Dia menyatakan diri sebagai Allah yg berjalan diatas FirmanNya sendiri
dari pengalaman bapa orang beriman ternyata musuh dari ketaatan adalah ketidak percayaan yg tercermin dari dusta seseorang. Dalam ayat. 7 Ishak berdusta dengan cara seperti yang dilakukan oleh Abraham dalam Kej 12:10-20 dan 20:1-18.

Baik Abraham maupun Ishak, yang tercatat sebagai bapa orang-orang beriman, masih saja dapat berbuat berdusta karena ketidak-percayaan. Ini menunjuk­kan betapa mudahnya kita jatuh dalam dosa itu. Semua orang tanpa kecuali resisten terhadap dosa!
Harapan besar Allah adalah supaya Ishak ini  meneladani ketaatan Abraham tidak bersambut dengan kenyataan. Tetapi realitanya malahan sekarang  ia meniru dosa ayahnya!

Ada perbedaan antara dusta Abraham dan dusta Ishak.
Dalam kasus Abraham, kata-katanya sebetulnya bukan dusta, karena Sara memang adalah saudara tirinya. Ia hanya menyata­kan setengah kebenaran (half-truth). Tetapi bagaimanapun juga, maksudnya adalah untuk menipu.
Dalam kasus Ishak, kata-katanya jelas adalah dusta karena Ribka bukan saudara Ishak.
Dusta Ishak ketahuan, dan ia ditegur oleh raja kafir! Ini betul-betul peristiwa yang memalukan. Memang dusta bisa membuat kita menjadi sangat malu.

Ada seseorang yang pergi kepada seorang penjual ayam untuk membeli ayam. Penjual ayam lalu mengeluarkan seekor ayam yang beratnya 1 kg. Tetapi pembeli itu berkata: “Kok kecil sekali? Apakah ada yang lebih besar?”. Penjual ayam itu masuk kembali ke dalam, tetapi ia mendapati bahwa ayam tadi adalah ayam yang terakhir yang ia miliki. Tetapi ia tidak mau mengecewakan pembelinya, dan karena itu ia keluar dengan ayam yang sama dan berkata: “Yang ini beratnya 1,2 kg”. Tetapi pembeli itu berkata: “Kok juga kecil ya? Saya beli saja kedua-duanya!”. Bisakah saudara pikirkan dimana penjual ayam itu harus menyembunyikan mukanya? Kalau saudara tidak mau mengalami peristiwa yang memalukan seperti ini, jangan berdusta!

Aplikasi:
Tidak ada alasan pembenar apapun untuk menerapkan cara cara kotor dalam berbisnis walaupun filosifi dunia berkata : orang jujur akan hancur, tidak jujur akan mujur , itu tidak relevan dengan fakta Alkitab bahwa mereka yg hidup berstandarkan Firman Allah pasti diberkati, disertai Allah & dijamin secara pasti oleh Allah.
Kepercayaan & ketaatan kita terhadap Firman Allah bagaikan jalan yg kita sediakan bagi Allah untuk bekerja maksimal dlam hidup kita, makin percaya makain luas jalan terbentang, makin taat makin leluasa Allah bekerja. Dalam kondisi sepelik apapun pandangan kita tidak boleh menoleh pada cara  mudah yg menghalalkan segala cara demi keuntungan sesaat tetapi mengorbankan reputasi & tujuan hidup kita.

2. Ketekunan melahirkan keberhasilan  yg mengagumkan

a. Ishak adalah orang yg bersemangat untuk bekerja


26:12Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN.
26:13Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.
26:14Ia mempunyai kumpulan kambing domba dan lembu sapi serta banyak anak buah, sehingga orang Filistin itu cemburu kepadanya.

Ketaatan pada Firman Allah dibuktikan dengan kerja extra, karena natur manusia adalah makhluk yg bertanggungjawab atas hidupnya sendiri dengan cara bekerja. Hukum kerajaan Allah bukanlah pelajaran untuk diam menunggu atau hanya menerima saja dari Allah tanpa tindakan aktif untuk menyambut berkatNya. semua manusia harus membanting tulang berkeringat. Tuhan Yesus berkata: Carilahdahulu kerajaan Allah.....ini merupakan usaha keras, upaya yg sunguh-sungguh bahkan perintah yg tidak bisa dibantah.


ay 12-14, terlihat bahwa Ishak adalah seorang pekerja keras dan rajin! Sekalipun Tuhan berjanji menyertai dan member­katinya, tetapi ia tetap bekerja dengan keras! sebagai hasilnya: 

  • pada tahun itu juga Ishak berhasil memanen hasil kebunnya 100 kali lipat 
  • menjadi semakin kaya dan sangat  kaya melebihi orang lain. 
Perhatikan!!! bahwa Tuhan tidak pernah mengulur-ulur waktu bahkan saat Tuhan turut bekerja keberhasilan yg didapat bukanlah nilai rata-rata tetapi belimpah-limpah melebihi ukuran normal.
  • dari sisi waktu: Allah tidak menunda-nunda pekerjaan
  • dari sisi jumlah: Allah memberikan 100 kali lipat
  • dari sisi kualiatas: Allah memberikan kekayaan yg progresif.
Allah hanya memberkati mereka yg giat bekerja, tanpa intervensi Allah maka air mata & keringat manusia dalam berusaha hanya menjadi sampah yg terbuang sia-sia tetapi karena Allah keringat kita diubahNya menjadi berkat.



b. Ishak adalah orang yang tidak gampang menyerah dengan situasi

26:18Kemudian Ishak menggali kembali sumur-sumur yang digali dalam zaman Abraham, ayahnya, dan yang telah ditutup oleh orang Filistin sesudah Abraham mati; disebutkannyalah nama sumur-sumur itu menurut nama-nama yang telah diberikan oleh ayahnya.
26:19Ketika hamba-hamba Ishak menggali di lembah itu, mereka mendapati di situ mata air yang berbual-bual airnya.
26:20Lalu bertengkarlah para gembala Gerar dengan para gembala Ishak. Kata mereka: "Air ini kepunyaan kami." Dan Ishak menamai sumur itu Esek, karena mereka bertengkar dengan dia di sana.
26:21Kemudian mereka menggali sumur lain, dan mereka bertengkar juga tentang itu. Maka Ishak menamai sumur itu Sitna.
26:22Ia pindah dari situ dan menggali sumur yang lain lagi, tetapi tentang sumur ini mereka tidak bertengkar. Sumur ini dinamainya Rehobot, dan ia berkata:"Sekarang TUHAN telah memberikan kelonggaran kepada kita, sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini."
Air bagaikan nyawa kehidupan, perampasan sumur atau penutupan sumur oleh orang Filstin pada saat itu adalah perampasan hak hidup, ini masalah serius!!!!  Namun Ishak tetap menanggapi secara dengan kepala dingin problem tersebut dengan cara menggali lagi, dirampas lagi ia menggali lagi dan terus menggali sampai Tuhan sendiri turun tangan memberi pembelaan.
Pada akhirnya Ishak mendapat sumur yang tidak menjadi bahan rebutan, Ia menganggapnya bahwa Tuhanlah yang memberinya kelonggaran (ay 22).

Aplikasi:
Mengapa kita idealnya dapat menjadi seseorang yg berhasil dalam hidup ini? 

  • alasan pertama: karena Tuhan yg memberkati
  • alasan kedua: karena kita bersemangat untuk bekerja keras pantang menyerah
Jika kita sering jatuh terus dalam kegagalan tanpa meraih keberhasilan yg signifikan dengan ekspresi iman kita kepada Tuhan, mungkin saja ada yg salah dengan sikap kita yg ONE MAN SHOW- Allah tidak terlibat dalam aktivitas kita atau memang kita menjadi orang yg hanya menerima saja keadaan apa adanya tanpa mau menari celah-celah untuk maju.

3. Kebijaksanaan menyelesaikan konflik sosial secara tuntas

26:15
Segala sumur, yang digali dalam zaman Abraham, ayahnya, oleh hamba-hamba ayahnya itu, telah ditutup oleh orang Filistin dan ditimbun dengan tanah.
26:16
Lalu kata Abimelekh kepada Ishak: "Pergilah dari tengah-tengah kami sebab engkau telah menjadi jauh lebih berkuasa dari pada kami."
26:17
Jadi pergilah Ishak dari situ dan berkemahlah ia di lembah Gerar, dan ia menetap di situ

Ishak diusir oleh Abimelek karena alasan kalah berkompetisi
a. Bersikap mengalah

Apa saja yg sedang kita hadapi: susah atau senang, entah krisis atau kelimpahan, akan direspon oleh lingkungan sekitarnya. Persoalannya adalah bagaimana kita dapat menempatkan diri sebagai orang yg membawa mandat ilahi bersikap bijaksana.
  • orang Filistin menjadi iri hati (ay 14b)
  • mereka menutup sumur yang dulunya digali oleh hamba-hamba Abraham (ay 15), padahal ternak Ishak yang banyak itu pasti membutuhkan banyak air.

Kekuatan yg besar jika dibenturkan dari arah berlawanan, hasilnya adalah kerusakan hebat yg tidak menguntungkan keduanya. Walaupun Ishak telah mencapai tingkat kesuksesan materi, menjadi orang yg sangat amat kaya, terkenal, orang yg seharusnya mendapat penghargaan sosial yg tinggi tetapi rela untuk mengalah. Secara emosional ia sangat sakit, korban perasaan karena pekerjaannya dirampas paksa bahkan diusir tetapi prinsip hidupnya tidak dikorbankan untuk gejolak perasaan sesaat.

b. Menjunjung tinggi perdamaian

26:26
Datanglah Abimelekh dari Gerar mendapatkannya, bersama-sama dengan Ahuzat, sahabatnya, dan Pikhol, kepala pasukannya.
26:27
Tetapi kata Ishak kepada mereka: "Mengapa kamu datang mendapatkan aku? Bukankah kamu benci kepadaku, dan telah menyuruh aku keluar dari tanahmu?"
26:28
Jawab mereka: "Kami telah melihat sendiri, bahwa TUHAN menyertai engkau; sebab itu kami berkata: baiklah kita mengadakan sumpah setia, antara kami dan engkau; dan baiklah kami mengikat perjanjian dengan engkau,
26:29
bahwa engkau tidak akan berbuat jahat kepada kami, seperti kami tidak mengganggu engkau, dan seperti kami semata-mata berbuat baik kepadamu dan membiarkan engkau pergi dengan damai; bukankah engkau sekarang yang diberkati TUHAN."
26:30
Kemudian Ishak mengadakan perjamuan bagi mereka, lalu mereka makan dan minum.
26:31
Keesokan harinya pagi-pagi bersumpah-sumpahanlah mereka. Kemudian Ishak melepas mereka, dan mereka meninggalkan dia dengan damai.
26:32
Pada hari itu datanglah hamba-hamba Ishak memberitahukan kepadanya tentang sumur yang telah digali mereka, serta berkata kepadanya: "Kami telah mendapat air."
26:33
Lalu dinamainyalah sumur itu Syeba. Sebab itu nama kota itu adalah Bersyeba, sampai sekarang.

Walaupun Ishak pernah disakiti oleh Abimelek mungkin perasaan yg terluka belum terobati namunia masih mau menyapa dengan jujur: "Mengapa kamu datang mendapatkan aku? Bukankah kamu benci kepadaku, dan telah menyuruh aku keluar dari tanahmu?"
Ishak terbukti menjadi orang yg tidak berorientasi pada diri sendiri & yg tidak berjalan dikendalikan perasaan. Lihatlah ia menggunakan akal sehatnya dan memperhatikan kepentingan orang lain dengan serius.


a. Ishak tidak membalas kejahatan dengan kejahatan

  • Ia mau menyapa dengan jujur
  • Ia menanggapi permintaan damai dari orang lain
  • Ia menjamu orang yg pernah memusuhi
b. Ishak tidak menuntut orang lain bersikap ideal


Walaupun Abimelek yg pernah bersalah tidak pernah menyatakan permintaan maaf padanya, ia tidak menuntut pernyataan tersebut sebagai keharusan.
Ia tidak menempatkan orang lain yg pernah memusuhi sebagai musuh abadi. bahkan ia rela berkorban lagi baik perasaan maupun materinya untuk kebaikan bersama.


Aplikasi: 
Betapa seringnya kemajuan karir, keluarga atau pelayanan kita dikotori oleh sampah perasaan tidak mau dikalahkan atau tidak boleh dilukai orang . Kita terus menerus membesarkan rumus bahwa saya sudah merasa besar & hebat seharusnya mendapat perlakukan terhormat bukan sebaliknya. Kita akan memberontak jika keadaan atau orang menyudutkan pada situasi yg merebut kenyamanan perasaan. 
Seharusnya kita menata ulang mental kita dari berorientasi materi menuju pribadi: artinya menempatkan manusia lebih berharga dari yg dimilikinya.
Seharusnya kita mengubah arah kepentingan dari diri sendiri menuju orang lain
Seharusnya kita menggunakan akal sehat bukan dipermainkan oleh gejolak perasaan.
Ishak memiliki daya juang yg tinggi sehingga sanggup membalikkan KRISIS menjadi hidup BERKELIMPAHAN  karena tiga faktor:

  • Ketaatannya pada Firman Tuhan
  • Kedispilinan dalam bekerja
  • Kebijaksanaannya menghadapi orang
itulah solusi mengubah krisis menuju hidup kelimpahan 
Tuhan Yesus memberkati


by Haris Subagiyo