Selasa, 22 Maret 2011

Tidak mengerang walau terasa sakit

Dr. W.A. Smart menceritakan tentang seorang ayah yg membawa anak perempuannya yg kecil ke dokter. Akibat terjatuh saat  sedang bermain, anak itu terluka pada bagian matanya. Dokter memeriksa  dan menyatakan perlu menjahit luka itu, tetapi karena suatu alasan tertentu ia tidak menggunakan obat bius (anastesi). Waaah ini sangat menyakitkan bagi si anak...
Sebelum memulai proses operasi kecil dokter bertanya kepada anak itu, apakah dia sanggup menahan rasa sakit jika digunakan jarum untuk menjahit lukanya?
Tanpa ragu anak kecil itu menjawab, "ya, asal ayah mau memegang tangan saya"
Ternyata memang anak itu tidak mengerang ataupun menangis saat operasi berlangsung.

Keuntungan apa yg dapat diperoleh anak itu dengan hanya memegang tangan ayahnya?
Pasti tidak akan mengurangi jumlah jahitan yg harus dilakukan!
Pasti juga tidak mengurangi rasa sakit yg harus diterimanya!
Namun seandainya ayahnya tidak berada disamping dan memegang tangannya., hasilnya akan sangat berbeda sekali.

Kadang Tuhan tidak mengambil bagian untuk mengurangi atau meringankan kesulitan yg harus kita hadapi, supaya kita terus tumbuh menjadi dewasa.
Namun Tuhan tidak pernah sekali kali meninggalkan atau membiarkan kita sebatang kara , berjuang sendiri menghadapinya. 
Perhatian kasihNya, kepenuhan anugerahNya dan kekuatan kuasaNya adalah jaminan pasti bahwa Dia adalah Bapa kita yg sedang memegang tangan kita bahkan lebih erat lagi saat kita sedang dalam bahaya!.
Betapapun gelap dan sulitnya jalan hidup Anda sekarang ini....
Jangan pernah merasa seorang diri, Anda dan saya memiliki Bapa yg kuat, bijaksana dan penuh kasih sayang  yg selau siap memegang, menuntun bahkan menggendong kita dalam melewati jalan terjal!
Satu hal yg didambakan Bapa kita....
Walaupun didalam penderitaan dan kesakitan hidup ini, kita masih dapat menikmati sukacita dan damai sejahteraNya. Amin

by Hars Subagiyo
Redaktur Gracia MInistry

Berani memilih warna yg benar



Suka atau tidak suka, setiap orang harus menghadapi berbagai rintangan dalam perjalanan menuju kebahagiaan dan keberhasilan. Jika batu penghalang menghadang jalan kemajuan masa depan kita, apa yg dapat kita lakukan.........?
Reflek alamiah yg paling mungkin dan lebih mudah adalah menyerah, memberontak, menyalahkan keadaan, orang lain, lingkungan atau mengasihi diri sendiri !

Seorang pemuda sedang memasarkan buku dari rumah ke rumah pada siang hari yg panas. Lelah dan keringat bercampur dalam ketekunan. Ia berusaha dengan semampunya supaya berhasil meyakinkan orang lain untuk membeli produk yg ditawarkan. Dia bukanlah seorang salesman yg handal, Ia hanya seorang muda yg lekat dengan cacat  secara phisik, kakinya lumpuh dan jalannya amat berat , terseok-seok. Ya.....ia adalah orang yg lemah, cacat, kurang berdaya. Banyak alasan baginya untuk diam dirumah menanti kerja keras orang lain untuk berbelas kasihan kepadanya. Namun ia lebih memilih untuk hidup mandiri dengan segala keterbatasan dan berbagai kesulitannya.

Tepat di depan sebuah rumah ia menawarkan bukunya namun ia ditolak secara kasar oleh nyonya rumah itu. Sakit rasanya mendapat perlakukan tidak adil dari orang lain........keadaan sungguh menyiksa hidupnya (nelongso tenan) menyandang predikat difabel (cacat), namun ia tetap menerima keadaannya apa adanya.
Ketika ia beranjak pergi meninggalkan rumah tersebut. Nyonya rumah terkejut karena melihat bahwa pemuda itu sebenarnya adalah seorang yg cacat , dengan segera ia memanggil kembali pemuda itu. Lalu ia berkata. " Maaf...... saya tidak tahu kalau anda cacat, saya akan membeli sejilid buku". Tetapi laki-laki itu berkata kepadanya:  " Nyonya.....SAYA TIDAK MENJUAL SIMPATI, saya sedang menjual buku."
Nyonya itu lalu berkata: " lhoooo...lho  lo ,.....apakah cacat tersebut tidak memberi warna tertentu dalam hidupmu"
Pemuda itu menjawab: "Ya memang demikian, tetapi Puji Tuhan, bahwa saya telah memilih warnanya"

Realita hidup ini memang tidak selalu sesuai dengan harapan atau warna keiinginan kita.
Kita tidak dapat memilih orang tua konglomerat, warna kulit, jenis kelamin atau keadaan dengan berbagai impian indah didalamnya!
Sering kita hanya dalam posisi sebagai orang yg menerima warna kehidupan dengan sukacita penuh ucapan syukur! tanpa bisa memilih sesuai selera.....
Namun jika diberi kesempatan untuk memilih warna hidup kita , warna manakah yg akan Anda pilih?
Leatrice Eisman, seorang konsultan warna dan penulis buku More Alive With Color, memberi arti dari warna-warna favorit Anda.

Biru
Arti: kesetiaan, ketenangan, sensitif dan bisa diandalkan.
"Biru memiliki arti stabil karena itu adalah warna langit," kata Eisman. Meski langit kelabu dan akan hujan, kita tahu di atas awan-awan itu warna langit tetaplah biru.

Keabu-abuan
Arti:
 Serius, bisa diandalkan dan stabil
Warna abu-abu adalah warna alam. Di luar sana warna abu-abu merupakan warna yang permanen, misalnya batu atau karang.

Merah muda
Arti:
 Cinta, kasih sayang, kelembutan, feminin
Warna yang disukai banyak wanita ini menyiratkan sesuatu yang lembut dan menenangkan, tapi kurang bersemangat dan membuat energi melemah.

Merah
Arti:
 Kuat, berani, percaya diri, gairah
Merah adalah warna yang punya banyak arti, mulai dari cinta yang menggairahkan hingga kekerasan perang. Warna ini tak cuma memengaruhi psikologi tapi juga fisik. Penelitian menunjukkan menatap warna merah bisa meningkatkan detak jantung dan membuat kita bernapas lebih cepat.

Kuning
Arti:
 Muda, gembira, imajinasi
Warna kuning akan meningkatkan konsentrasi, itu sebabnya warna ini dipakai untuk kertas legal atau post it. Kuning juga merupakan warna persahabatan. 

Hitam
Arti:
 Elegan, kuat, sophisticated
Hitam punya reputasi buruk. Warna ini dipakai oleh para penjahat di komik atau film. Hitam juga melambangkan duka dan murung. Tapi, hitam juga punya sisi lain, misalnya saja untuk menyatakan sesuatu yang abadi, klasik, dan secara universal dianggap sebagai warna yang melangsingkan.

Hijau
Arti:
 Kesejukan, keberuntungan, dan kesehatan.
Hijau melambangkan alam, kehidupan, dan simbol fertilitas.

Sudahkan Anda memilih warna yg benar dalam hidup ini???
Salah satu rahasia keberhasilan dan kebahagiaan hidup adalah dimulai dari kesediaan  menerima diri sendiri sebagaimana adanya.
Tidak menuntut diri sendiri untuk melakukan apa yg tidak bisa
Tidak memaksa diri untuk menyediakan apa yg tidak ada.
Bersukacitalah dengan keadaan hidup ini apa adanya.
Bersyukurlah dengan Tuhan yg memberikan warna kehidupan saat ini.
Tak ada alasan bagi kita untuk merasa malu dengan warna kehidupan kita sendiri.
Tak seharusnya kita takut untuk maju dengan keadaan kita sekarang ini.
Kita dipanggil untuk menjadi seperti apa yg Tuhan sediakan sekarang ini dengan segala eksistensinya , dengan kelemahan dan kekuatannya.
Sesungguhnya, Tuhan dapat saja merubah keadaan warna hidup kita berinar indah hanya dalam waktu sekejab saja, namun Tuhan lebih senang merubah HATI lebih dahulu sehingga kita sanggup memilih warna yg sesuai kehendakNya.
Teruslah berkarya semaksimal mungkin, dari apa yg ada, dengan kapasitas yg kita bisa.
mulai sekarang juga....... Tuhan memberkati. Amin
by. Haris Subagiyo
Redaktur Gracia Ministry

Senin, 21 Maret 2011

Membunyikan KENTHONGAN di tempat pelayanan


Tidak ada seorangpun yg terbukti kebal dari godaan, godaan selalu tampil menawan, aduhai, waaahh dan menggiurkan. Sasarannya tak memandang pria atau wanita, profesi maupun usia. Dimanapun dan kapanpun godaan tak akan lelah dan tak pernah tertidur, ia akan terus mencari celah-celah menembus sistem pertahanan hidup kita.
Kenthongan sebagai sistem peringatan dini sangat efektif sebagai peringatan awal supaya kita tidak dengan sengaja menerobos masuk dalam bahaya! 
Kenalilah tanda-tanda bahaya dari kenthongan supaya kita selamat dari bahaya yg sedang mengancam! 
Apakah seorang hamba Tuhan juga menjadi wilayah terdampak dari godaan, sehingga juga perlu mengenali tanda  bahaya kenthongan?


Daud, yg disebut Tuhan sendiri sebagai "seorang yg berkenan dihatiNya" ternyata masih bergulat dengan persoalan tua yg masih tetap muda, yaitu godaan! Pengalaman Daud sendiri memberi pelajaran berharga tentang sistem peringatan dini supaya kita tidak sampai mengulangi kesalahan yg sama.
Bagaimanakah kita dapat terhindar dari bahaya godaan?
Kenailah tanda-tanda bahaya dari kenthongan


II Samuel 11 : 1-21

Kentongan satu kali pukulan " THOOOOOOK": ayat.1
Tanda Awas bahaya kalau kita mulai meninggalkan tanggungjawab!


 Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem.

Israel baru saja berhasil mengalahkan Siria yang dibayar oleh Amon. Sangatlah mungkin Daud berasumsi bahwa perang melawan Amon bukan masalah besar, karena sekutunya sudah ditaklukkan. sehingga tidak ada alasan untuk merasa gentar menghadapi musuh yg kecil. Daud sebagai raja yg sangat berpengalaman tidak turun gunung  memimpin perang namun mendelegasikan tugas tersebut pada orang kepercayaannya. 
Seharusnya raja Daud menjadi pemimpin di medan perang, namun dia membiarkan sakit demam sebagai alasan absen di pertempuran dan tetap santai-santai dirumah (sambil sms, chatting, nyemil sukro dan tiduran), menjauhkan dari tugas bela negara. 
Tanggungjawab besar dalam membela martabat bangsa, persoalan hidup mati rakyatnya dianggap enteng oleh Daud dengan alasan tidak enak badan! (kepala pucing dan badan lemas, kepala pening)


Mengabaikan tanggung jawab adalah problem besar ! 
karena dari sinilah pintu pertama Daud mengalami demoralisasi (kemerosotan rohani) sampai jatuh pada titik nadir.
dimulai dari meninggalkan tanggung jawab, rohaninya terus menurun, bahkan jatuh dari seorang yg berkenan dihati Tuhan sampai menjadi tawanan dosa. ia telah terperosok dalam skandal seksual hingga rekayasa pembunuhan terhadap orang dekatnya, tragis memang.....


Bagaimana mungkin seorang yg berkenan dihati Allah dapat jauh secara tiba-tiba?
eh..Brooor... tidak ada orang yg menjadi gemuk dalam waktu semalam gara-gara makan es cream atau makan coklat. proses itu berlangsung membutuhkan waktu. kekeroposan rohani selalu dimulai dari akumulasi korosi yg kecil sehingga menibulkan kebocoran besar yg orang lain tidak tahu.

Tak dapat dibantah bahwa dosa akan melahirkan dosa, dosa yg dianggap sepele akhirnya berkembang menjadi raksasa.

Aplikasi:
Pernahkah kita mengganggap ringan tanggung jawab yg Tuhan percayakan ? 
dengan spontan kita bisa saja berkilah ah itu...sudah umum, perkara biasa, masalah kecil, tidak perlu dipersoalkan. 

Tetapi Allah menilai bahwa lari dari tanggung jawab adalah bentuk PENYELEWENGAN peran, PERKARA yg berimplikasi luas bahkan menghancurkan hidup sendiri. Lari dari tanggungjawab sama dengan menghentikan peranan manusia sebagai mitra kerja Allah secara sengaja & terang terangan.

Kita sering berpikiran bahwa 24 jam sehari & 7 hari dalam seminggu: hanya 2 jam saja milik Tuhan - untuk kebaktian digereja selebihnya bebas kita kelola sendiri. Padahal 24 & 7 hari seminggu sepenuhnya milik Tuhan yg harus dikelola secara bertanggungjawab
Melayani Tuhan sering dikonsepkan ada di dalam gereja saja, sehingga menyebut melayani partimer atau fulltimer adalah tidak tepat. Seharusnya semua orang adalah hamba Tuhan yg harus bertanggungjawab penuh fulltime untuk Tuhan. 
Konsep keseimbangan (takaran nilai sama banyak) tak akan dapat menjawab seluruh persoalan tanggungjawab kita. kapan harus belajar, kapan melayani Tuhan, kapan bekerja, mengurusi rumah tangga dll menjadi rancu, jika standarnya adalah takaran berimbang. Allah menuntut semuanya harus dipertanggungjawabkan tuntas: 
solusinya adalah skala prioritas tanggungjawab. apapun yg kita lakukan kita lakukan untuk Tuhan.
Termasuk kesibukan dalam pelayanan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengabaikan pentingnya keluarga. 
Banyak hamba Tuhan yg menjadikan dirinya sebagai pria JARUMSUPER (jarang dirumah suka pergi) dengan alasan yen ora ubet...ora ngliwet. Pelayanan yg tidak dikondisikan sebagai panggilan Tuhan (sebagai karir) memang akan melelahkan karena disibukkan dengan urusan mencari periuk nasi dalam pelayanan.
Brian Dyson, mantan eksekutif Coca Cola, pernah menyampaikan presentasi yang sangat menarik. “Bayangkan hidup itu seperti pemain akrobat dengan lima bola yang dilempar melayang ke udara.  Anda bisa menamai bola itu dengan sebutan: 1.Pekerjaan/karir.  2. Keluarga.  3. Kesehatan.  4. Sahabat.  5. Semangat.
Anda harus menjaga semua bola tetap di udara dan jangan sampai ada yang terjatuh.  Kalaupun situasi mengharuskan anda melepaskan salah satu di antara ke lima bola tersebut, lepaskanlah pekerjaan karena pekerjaan adalah bola karet.  Pada saat anda menjatuhkannya, suatu saat ia akan melambung kembali, namun empat bola lain: keluarga, kesehatan, sahabat dan semangat adalah bola kaca.  Jika anda menjatuhkannya, akibatnya bisa sangat fatal!
Jika hal ini terjadi saya sarankan Ibu-ibu, Zus....segera membunyikan kentongan peringatan pertama, sebelum Tuhan yg akan memukul kentongan untuknya!
Nyatakan bentuk pengabdian kita dengan pelayanan prima & berkualitas. Tidak ada tanggungjawab terlalu kecil yg boleh saja diabaikan. karena tanggungjawab meyimpan tujuan Allah yg harus kita perankan selama didunia ini
Kegagalan mengemban tanggungjawab saat ini menjadi memicu kehancuran masa depan.
Tuhan Yesus berkata: bermula dari kesetiaan tanggungjawab sekarang ini Allah sedang mempersiapkan tanggungjawab lebih besar untuk kita.

Ingat kesalahan satu dapat menambahkan kesalahan lain yg lebih besar!

Kentongan dua kali pukulan" THOOK.....THOOOOOOK" : ayat.4
Awas bahaya membiarkan keinginan tidak terkendali!

Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya.

Saat itu waktu hari menjelang petang, dan Daud baru bangun dari pembaringannya. Dan dia keluar bukan untuk menyibukkan diri dengan tugas pemerintahan. eh...malah sedang mengambil kesempatan untuk mengintip orang yg lagi mandi!

“tampak kepadanya dari atas lantai istana itu seorang perempuan sedang mandi” (2 Sam. 11:2).
ia demikian menikmati presentasi vulgar dan membiarkan matanya berpesta melihat setiap lekuk tubuh Betsyeba, sampai dia tidak bisa menolak untuk segera mendapatkannya.
Imannya telah dikalahkan oleh iminnya sendiri! 
Dicobai bukan dosa. tetapi meyerah pada pencobaan itu dosa!
Betsyeba bukannya tidak bersalah. Dia mungkin tidak sengaja menggoda Daud, tapi dia tidak hati-hati dan bijaksana. Nekat mandi dan bertelanjang dihalaman rumah, kemungkinan besar bisa dengan jelas terlihat diatas loteng tetangga. Ini kan mengundang masalah. Seharusnya dia bisa mandi ditempat tertutup. Berbahaya dengan sengaja atau tidak mempertontonkan kecantikan tubuh diluar zona privat dampaknya mereka yg diluar servis areapun berhasrat menikmatinya, betuuuuuul......
sudah tahu kelemahan laki-laki ada dimatanya dan kelemahan wanita pada telinganya.
Sehingga banyak laki-laki disebut mata keranjang atau mata buaya artinya banyak wanita yg senang menjadi pecinta binatang!
Wanita juga sama sudah tahu hanya rayuan gombal amoh, ngapusi, lemus tetap aja telinganya menikmati bujukan untuk maju terus pantang mudur..
Laki-laki perlu kaca mata kuda, wanita juga butuh tutup telinga.

Aplikasi:
Pada dasarnya keinginan yg tak terkendali tidak usah menunggu datangya stimulan vulgar dari luar, apa saja dapat diasosiasikan negatif: apalagi gambar, film, perkataan, penampilan orang yg berbau negatif. pasti membuatnya mana tahan.......
Benarkah sebagian wanita tidak menyadari liarnya kelemahan seorang pria adalah matanya?
Realitanya memang pria dan wanita saling membutuhkan.  Saat ini perhatikan saja mode busana wanita yg dengan sengaja menampakkan aura kewanitaan didepan umum tanpa rasa malu, tanpa menyadari sikapnya merupakan stimulan langsung yg sangat mungkin bagi orang lain untuk berbuat tidak senonoh. Pria-pria sehat akan menikmati hal itu sementara wanita-wanita cantik bertanya WHAT CAN YOU SEE....  pria-pria pasti menjawab : YES I CAN LOOK YOU veri nice thank.s you, more zus......
Dunia modern ini memanfaatkan kelemahan psikologis manusia yg mau pamer lekuk tubuh dengan model fashion yg makin hari makin terbuka, semakin hari tambah naik keatas, membutuhkan sedikit bahan kain supaya silir dengan makin banyak lubang anginnya.
bagai gayung bersambut air segar....ikan akan menemukan tempatnya di air
jika kita dengan sengaja menyediakan diri sebagai habitat tumbuhnya rumput liar...
awas berbahaya: kita sedang dijalur radius tidak aman....
Ibu-ibu.. kalau bapak-bapak matanya tak dapat mengindari melihat pemandangan itu, berarti masih normal dan sehat.
Solusinya siapkan kaca mata kuda kalau berjalan bersamanya. atau
Sebelum itu terjadi berlarut-larut segera bunyikan kentongan dua kali...itu tandanya ada bahaya dengan keiinginan yg tidak terkendali.

Kentongan tiga kali pukulan" THOOK...THOOOOK...THOOOOOOK:
Awas bahaya menyalahgunakan kepercayaan!

Perhatikan bagaimana dominasi kata perintah secara berulang-ulang yg digunakan Daud!: menyuruh, memerintah, mengatur siasat dari perkara seksual sampai kematian seseorang.
Lihatlah realita kemerosotan moral Daud yg dimulai dari sikap meninggalkan tanggungjawab, kepribadiannya tidak terkendali, skandal seksual, siasat jahat sampai pembunuhan.
Awas bahaya ! Dosa melahirkan dosa.....kesalahan kecil berubah pelanggaran luar biasa.
Jabatan/kekuasaan/pangkat tidaklah dosa tetapi menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan diri sendiri adalah berbahaya!
Jabatan terhormat, kekayaan, ketenaran berpotensi besar menggoda kita untuk bersikap rakus mengembangkan hasrat yg jahat dimana kepentingan sendiri menjadi dimutlakkan mengalahkan kepentingan yg lebih luas.
Sadarlah bahwa kemakmuran justru menjadi lebih berbahaya dibanding penderitaan. Karena dengan penderitaan orang justru menjadi makin mengenal Tuhan dengan benar, hidup bersandar pada Tuhan. Namun dengan kemakmurannya manusia dapat berbuat apa saja mengeksploitasi lingkungan atau orang disekitarnya untuk kepuasan pribadi. Tuhan menilai sebagai perbuatan yg tidak menyenangkan hatiNya.
Daud seorang yang berkenan dihati Tuhan harus menanggung penderitaan batin yg ditulisnya dalam Mazmur, kehilangan relasi pribadi dengan Tuhan seperti mencampakkannya dalam dunia orang mati, ia sangat tertekan, dibayangi ketakutan tiada henti. Dosa itu telah memukulnya sekeras-kerasnya!

Aplikasi:
Tidak ada seorangpun yg kebal terhadap dosa bahkan bagi kita yg menyuarakan peringatan terhadap bahaya dosa sekalipun. harta....wanita...tahta adalah berkat sekaligus dapat berubah menjadi ancaman nyata bagi semua.
Kekuasaan dapat menjadi faktor pendorong orang untuk berbuat korup. 
kekayaan dapat menggoda orang untuk membeli kenikmatan yg liar.
Kecantikan...ketampanan..kepandaian, hikmat, ketenaran berpotensi pamer yg menenggelamkan kemuliaan Tuhan.

Jika kita berada pada puncak karir maka tidak ada seorangpun yg berani membunyikan kentongan untuk memperingati Anda. jadi bersiaplah memukul sendiri kentongan Anda. atau Allah yg akan memukulnya.
Semua bentuk dosa dapat terjadi jika kita berada diradius bahaya
Tidak ada dosa kecil, dosa besar atau dosa tanggung, semua dosa harus dibayar dengan pukulan yg sekeras kerasnya, semuanya melukai hati Tuhan, Tuhan berterus terang tidak senang dengan perbuatan dosa! Walaupun tersedia anugerah pengampunan namun kita tidak perlu menunggu jatuh lagi dalam dosa yg sama setiap hari.

Pencobaan tidaklah dosa...godaan tidak juga dosa tetapi menuruti godaan berujung pada dosa.
kita tidak dapat melarang burung terbang diatas kepala namun kita dapat melarang burung bersarang diatas kepala kita.
Awas bahaya, jika berada pada radius tidak aman!!!
Jangan ragu memukul kentongan sekeras-keranya sampai hati kita mendengar dan mematuhinya sebelum Tuhan sendiri yg akan memukul kentongan sebagai tanda hukuman.
Kentongan adalah sistem peringatan dini yg penting untuk diletakkan ditempat yg mudah dijangkau: dirumah, ditempat pelayanan dan dihati kita.
supaya kita kembali menjadi pribadi yg berkenan dihatiNya. GBU friend,s

by: Haris Subagiyo:
Redaktur graciaministry

Jumat, 18 Maret 2011

Aksi panggung yang tidak memukau hati Tuhan

"Studi tentang kelayakan persembahan yg  kita sampaikan kepada Tuhan"


Secara sadar atau tidak, banyak gereja sekarang ini sering mengajarkan teologia persembahan yg bersifat subyektif : 
dimana "Nama Tuhan" atau demi "kemuiaan Tuhan" atau untuk "kemajuan Kerajaan Allah" dijadikan alasan untuk memberikan persembahan guna mendapatkan lebih banyak lagi keuntungan bagi manusia. 


Betapa seringnya kita diajarkan atau bahkan mengajarkan semangat dan keberanian untuk memberi persembahan secara kuantitatif dan mengesampingkan yg kualitatif. lihat saja propaganda gereja!!!!!
  • Barangsiapa banyak memberi maka ia akan diberi jauh lebih banyak lagi. 
  • Barang siapa membangun rumah Tuhan maka Tuhan akan membangun rumahnya. 
  • Barangsiapa mengulurkan tangannya bagi pekerjaan Tuhan maka Tuhan akan membuka tanganNya untuk memberkati pekerjaan tangan kita.  camkan dengan benar baner ajakan memberi yg kita katakan sebagai kredo gereja.
Konstruksi kata-kata ini benar dan berdasar karena Tuhan tidak pernah menganggap rendah atau lupa memberikan tanggapan yg pantas untuk sesuatu yg kita berikan sebagai persembahan kepadaNya, namun jika dipahami secara komprehensif, maka pernyataan tersebut adalah KALIMAT yg bersayap
Why bersayap? karena menyatakan daya dorong untuk menyampiakan persembahan berbasiskan PSIKIS dan MATERIAL, Persembahan yg berorientasi manusia, persembahan yg seharusnya dijadikan sebagai SARANA (alat) tetapi malah secara vulgar menjadi TUJUAN pelayanan.


Hal ini bukan saja dapat dikatakan sebagai sikap yg berorientasi HASIL tetapi juga menyetujui PROSES yg tidak tepat namun mengharapkan sesuatu yg dianggapnya sebagai KEBENARAN  walaupun "subyektif"
Mengapa kita terbawa dengan arus pengajaran:
Memberi bukan KARENA sudah diberi oleh Tuhan namun  memberi karena SUPAYA diberi oleh Tuhan.
Dengan demikian melalui ritual persembahan, sikap kita mengungkapkan motif yg sebenarnya dari persembahan yg kita bawa. 



Hal ini akan melekat dalam tatanan mental kita sendiri yg terdorong memberi secara kuantitatif dengan tujuan supaya dapat pengembalian yg jauh lebih besar lagi. seperti seorang yg lagi mancing dengan ikan teri mengharapkan kakap. melempar udang supaya dapat paus, dan melempar hidu supaya dapat kapal selam. apa gereja ini kolam pancing.....?

Apakah model pengajaran ini dapat kita jadikan sebagai sebagai acuan pembenaran sikap kita? 
atau bagaimana sikap kita yg seharusnya dalam memberi persembahan kepada Tuhan?


Mari kita meninjau etimologi persembahan
Memberikan "Persembahan" sangat berbeda dengan memberikan "Kolekte"
Kata "persembahan" berakar dari kata "sembah" atau penyembahan: menundukkan diri sambil menengadahkan tangan untuk memberikan persembahan hidup yg total dan tanpa syarat. Jadi penyembahan tidak berangkat dari kepentingan diri kita tetapi karena natur kita yg sudah matic (tanpa kopling) sebagai makhluk penyembah Allah. tanpa ada dorongan eksternal sekalipun. atau harus dorong worship leader kita tetap menyembah Tuan. karena penyembahan itu sifat yg melekat dalam diri manusia.


Berbeda dengan "kolekte" yg berasal dari kata "collect" yg berarti mengumpulkan atau menggalang dana untuk kegiatan keagamaan atau sosial yg memang didorong untuk kepentingan atau proyek tertentu.


Allah tidak menyimpan problem kepentingan dengan persembahan kita!
Karena Allah kita sangat mandiri!
Kita memberi atau tidak memberi sama sekali tidak mengurangi  atau menambahi kualitas keAllahNya. kita sendirilah yg mempersoalkan persembahan kepada Allah.


Markus. 12:38-40 

"Model Persembahan Spritualitas Panggung"
Persembahan orang kaya mewakili realita yg terjadi didalam gereja:

Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.

1. Persembahan kepada Tuhan dijadikan sebagai aksi panggung

Memformat tatacara persembahan dengan memasukkan uang ke dalam peti persembahan yg diletakkan didepan orang banyak sangat diminati oleh banyak orang kaya, bahkan banyak orang tidak segan secara reaktif memberi persembahan dalam jumlah besar. karena model persembahan ini menyedot perhatian, membangkitkan nafsu superior mau di waaaah......

Kenyataannya memang benar, terjadi perbedaan yang mencolok hasil persembahan yang diserahkan dengan maju ke depan dibandingkan dengan persembahan yang diserahkan dengan cara konvensional   
( memasukkan dikantung persembahan yg dijalankan)
Teknik ini diharapkan dapat menstimulan orang secara “psikologis” bersedia memberi, karena semua pandangan mata tertuju pada peti persembahan. Orang akan dianggap lebih saleh ( disebut salehudin), lebih diberkati (berkahuddin) ,merasa dihargai pengorbanannya (korbanudin) saat maju kedepan.
Sikap reaktif dalam persembahan ini identik dengan spiritualitas panggung, yg menjadikan persembahan sebagai ajang tontonan. 
Persembahan yg alasannya ditujukan kepada Tuhan tetapi tujuannya untuk menarik perhatian manusia yg memberi persembahan. ini manipulasi dalam gereja....!!!!
Dengan demikian seseorang yang reaktif selalu mengukur pemberiannya berdasarkan sorotan penilaian orang lain. 

Ketahuilah bahwa spiritualitas panggung seperti ini ,sesungguhnya merendahkan martabat Allah. Ini justru bentuk publikasi murahan yg diresmikan didalam gereja. Ini juga sama dengan nafsu jahat yg berupaya merebut kemuliaan Allah untuk kepentingan diri sendiri. 

KIta seharusnya bernai mengatakan terhadap diri sindiri bahwa model spiritualitas panggung adalah cerminan persembahan yg munafik (lemus, gombal atau hipokrit) jauh dari sikap kasih kepada Allah serta sesamanya. 
Memang dalam praktek spiritualitas panggung, sangat cepat menggugah orang untuk tidak segan-segan mengeluarkan persembahan yang besar, dengan syarat seluruh persembahan mereka dipubikasikan secara terbuka. Semakin besar media publikasinya, maka semakin besar pula jumlah dan aksi persembahan mereka. Apalagi diberi aplaus...........
Media panggung sering menjadi daya rangsang bagi mereka untuk melakukan kebaikan dan pemberian kasih secara demonstratif. Singkatnya mereka tidak memberi karena kasih yang lahir dari hati mereka, tetapi memanipulasi pemberian kasih untuk memperoleh pujian dan penghormatan. 

2. Persembahan sebagai upaya untuk menyuap Tuhan

Orang kaya, ( Ahli Torat ,orang Farisi dan para imam) menganggap bahwa Allah dapat disuap oleh besarnya persembahan.
Persembahan yg dibawa kepada Allah mengungkapkan dua hal:
  • Isi, harapan, keinginan dan tujuan yang menjadi dasar motivasi kita dalam memberi. 
  • Pengenalan kita tentang pribadi Allah. 
Jika kita memiliki gambaran Allah sebagai pribadi yang dapat dipengaruhi oleh jumlah atau besarnya suatu persembahan, maka kita akan memberikan persembahan dalam jumlah yang sebanyak-banyaknya sehingga Allah akan membalas dengan berkat yang lebih berlimpah-limpah.
Padahal Allah dalam iman Kristen bukanlah Allah yang dapat dipengaruhi atau disuap oleh jumlahnya persembahan.


Yesaya 1:11, Allah berfirman: “Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?... Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan, darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai”.


Orang-orang kafir pada zaman dahulu sebenarnya mampu memberi lebih. Mereka sudah terbiasa mempersembahkan kepada para dewanya lebih dari pada sekedar hewan. Sebab orang-orang kafir pada zaman dahulu tidak segan-segan untuk mempersembahkan anaknya laki-laki atau perempuan untuk menyenangkan hati para dewanya (Ulangan 18:10).


Teologia yg dikembangkan oleh pemimpin agama saat itu adalah:
Allah dapat dikendalikan oleh upaya manusia melalui persembahannya. Sehingga dengan motif ini kita menjadi tidak merasa perlu memperhatikan nilai kualitas persembahan. Sebab yang terpenting adalah manusia mampu mengatur kemauan Allah menurut ritual dan persembahan kita.

Markus 12:41 
Tuhan memperhatikan dan menilai kualitas persembahan kita.

Apakah motif persembahan kita bersayap atau lugas? Penulis Injil Markus sengaja mengontraskan persembahan orang kaya yang memberikan uang dalam jumlah yang besar dengan persembahan seorang janda yang hanya memberi dalam jumlah yang sangat kecil. Terhadap persembahan janda tersebut,
Markus 12:43 Tuhan Yesus memberikan penilaian yang mengejutkan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan” 

Dasar teologi Tuhan Yesus adalah:
Markus 12:44. “Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya yaitu seluruh nafkahnya” 

Dari sudut nilai ekonomis persembahan janda tersebut sangat tidak berarti dibandingkan dengan persembahan dari para orang kaya. Tetapi dari sudut penilaian Allah, persembahan janda tersebut lebih besar dan bernilai.

Berapa besar sebenarnya jumlah persembahan janda miskin ini?
Si janda ini memberi persembahan ”dua peser”. ”Peser” dalam bahasa Yunani adalah”lepton”, mata uang terkecil di antara orang Yahudi. Orang Romawi tidak mengenal dan memakai ”lepton” karena mata uang terkecil mereka adalah ”quadran” (LAI menggunakan istilah ”duit”). 
Satu ”quadran” sama dengan dua ”lepton”. 
Berapakah besarnya 1 lepton atau peser jika dikurs ke dalam Rupiah? Berdasarkan Matius 20, upah kerja satu hari adalah 1 dinar. 
1 dinar sama dengan 128 lepton. 
Jika diasumsikan upah kerja satu hari Rp. 30.000,- maka 1 lepton sama dengan Rp. 30.000 bagi 128 yang berarti sama dengan Rp. 234,- Dibulatkan, 1 Lepton/ Peser = Rp. 250,-. 
Berarti, si janda miskin memberi persembahan 2 Lepton, sama dengan Rp. 500,- 


Dengan tidak memberi persembahan saja si janda miskin sudah susah hidupnya. Orang ini malah memberi persembahan dan Markus mengatakan bahwa itu adalah seluruh yang ada padanya.

Apa yg membuat persembahan janda miskin ini bernilai besar dimata Tuhan?

a. Memberi persembahan dengan melewati rintangan

Kata: "janda miskin", menunjukkan postur kehidupan sosial yg yg rawan, tanpa perlindungan bahkan masih membutuhan pertolongan. Namun kemiskinan material itu ternyata tidak menjadi penghalang (social barrier) untuk menyampaikan persembahan kepada Allah. Orang kaya memberi karena alasan kekayaannya namun orang miskin ini mempersembahkan dengan hidupnya, semuanya, yg terbaik dari yg ada padanya.
Menunjukkan pada fakta sikap orang percaya dalam memberi persembahan:
  • Ada orang miskin yg memakai kemiskinan sebagai alasan untuk tidak memberi persembahan.  
  • Ada orang miskin tidak memberi persembahan, masih minta sumbangan dari gereja. 
  • Ada orang kaya tetapi tidak mau memberi persembahan. 
  • Ada orang kaya yang sudah tidak memberi persembahan masih minta proyek dari gereja.ini....sungguh terlaluuuuuuu.....
B. Memberi persembahan tanpa tuntutan pubilikasi 

Alkitab tidak mencatat secara spesifik NAMA janda miskin pemberi persembahan terbesar , karena publikasi itu dianggap bukan persoalan  penting untuk diperdebatkan. Walaupun persembahan janda miskin: tidak dianggap orang lain, dinilai rendah, tidak perlu dicatat dalam admnisitrasi gereja, tidak ada publikasi (memang tidak ada alasan untuk mencatatnya)  tetapi Allah mencatat sebagai "persembahan yg sangat besar" bahkan IKON PERSEMBAHAN yg dimemori dalam hati Allah sendiri.  LUAR BIASA ....
Coba bandingkan dengan Persembahan besar yg tidak dicatat dan dipublikasikan digereja? wah bikin ribut aja gereja dianggap telah menyelewengkan kepercayaan, hamba uang, gereja tidak menghargai donasi jemaat dll.....siap mental deh jika kita lupa tidak mempublikasikan persembahan jemaat!!!

C. Memberi persembahan menunjukkan sikap kita terhadap UANG

Konsep persembahan sangat bergantung kepada konsep kita terhadap uang. Bagaimana cara kita menempatkan uang dalam hidup kita? Tuhan Yesus mengatakan,”di mana hartamu berada, di situ hatimu”. Artinya, adalah konsep kepemilikan.
Stewardship (penatalayan/ pengelola) lebih tepat dalam konteks memberikan persembahan. Kita ini bukanlah PEMILIK dari  harta benda yg Tuhan percayakan tetapi sebagai PENGELOLA milik Tuhan.
Jikalau harta kita adalah uang, maka kita akan memakai Tuhan untuk uang. Tetapi jika harta kita adalah Tuhan, maka kita akan memakai uang untuk Tuhan. Orang yang mencintai uang, sulit memberi persembahan. Orang yang mencintai Tuhan, sangat mudah memberi persembahan.  Ibu janda miskin ini mencintai Tuhan dan bukan mencintai uang sehingga ia memberi seluruh nafkah yang ada padanya

Kenyataan yg parah dalam narasi ini adalah: ahli-ahli Taurat, memakai simbol agama untuk mengelabui rumah janda-janda. 
Maksudnya begini, pada waktu suami dari para janda itu meninggal, mereka meminta bantuan ahli Taurat untuk mengurusi pembagian warisan sesuai peraturan firman Tuhan. Tetapi para ahli Taurat justru memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk mengambil alih sebagian harta. 

Saking cinta dengan uang sampai rumah janda pun di embat. Para ahli Taurat ini, berdasarkan perkataan Tuhan Yesus dalam Lukas 16, disebut sebagai hamba uang. Mereka bukan saja tidak memberi persembahan, sebaliknya justru memakan persembahan.

D. Memberi persembahan adalah ekspresi iman 

Sebelum memberi persembahan saja, si janda miskin sudah harus beriman untuk kebutuhan hidupnya. Mana ada orang yang dapat hidup dengan 1/128 upah harian. Sedangkan saat ini, dengan 1/3 upah harian, Rp. 9 ribu saja sudah dianggap orang dibawah garis kemiskinan. 
Namun ia terbukti masih melakukan aktivitas ibadah bahkan masih memberikan persembahan yg terbaik dari yg ia punya. Ia tidak malu dengan yg ia punya, janda miskin ini tidak ragu dengan yg ia bawa untuk dipersembahkannya. Kebulatan tekadnyaa untuk mempersembahkan adalah spirit jiwa yg harus dikobarkannya. 

Kita menyaksikan demontrasi iman wanita yg dianggap tak berharga, bersinar tak tertahankan menembus sampai cinta yg tiada batas. 

Iman itu berkobar dengan nyala api yg tak terpadamkan. Walaupun hari besok masih harus bergumul dengan sejumlah persoalan ekonomi dan konsumsi hidupnya. Janda miskin tidak merasa kekurangan dengan kemiskinannya, karena ia tahu kepada siapa ia telah mempersembahkan hidup dan hartanya.

Prioritas pengajaran Tuhan Yesus tidak membicarakan seberapa besar persembahan kita, namun bagaimana cara kita mempersembahkannya kepadaNya. 
Yang lebih mayor.......adalah Kualitas persembahan kita kepadaNya!

Jika cara kita benar maka persembahan pastilah berbanding lurus dengan kesanggupan kita untuk memberi. 

Jika cara kita salah maka hanya publikasi aksi panggung saja yg meramaikan gereja.

KIta tidak perlu ragu mengajarkan persembahan yg berbasiskan teologia yg benar, "memberi bukan supaya diberi namun memberi karena sudah diberi"


Justru memaksakan trend stimulan psikologis dalam memberikan persembahan adalah bentuk kekuatiran diri sendiri, seolah-olah Tuhan tidak mampu menopang kebutuhan pelayanan jika tidak kita bantu dengan pemasangan banner ketuk pintu hati pemirsa atau setting persembahan sebagai aksi panggung!
Pastikan persembahan kita kepada Allah adalah penyembahan yg paling baik dan total dalam hidup kita! GBU


by Haris Subagiyo

Rabu, 16 Maret 2011

Hamba Tuhan juga manusia





Memenuhi panggilan sebagai hamba Tuhan seperti bermetamorfosis sebagai manusia unggul,  memiliki kualitas hidup yg tegar, sabar, berwibawa, sakti mandraguna, selalu hidup dalam kesalehan....., 
Menjadi hamba Tuhan seolah harus mememiliki setting penampilan, gaya hidup, selera, cara perilaku, budi bahasa serba teratur, terukur tidak boleh salah.. Ya.....seperti memasuki dunia lain, Kehadirannya diyakini membawa atmosfir perubahan, perkataannya menjadi sabda pandita ratu, apa yg didoakan pasti dijawab Tuhan. seolah-olah jauh sekali dari masalah hidup. Idealisnya seorang hamba Tuhan tidak boleh sedih, lemah, sakit, gagal apalagi kagetan.....atau jantungan...
Benarkah hamba Tuhan bukan menjadi seperti manusia lagi?
KIta perlu berterus terang tentang realitas keseharian sebagai hamba Tuhan yg adalah manusia biasa!

Yesaya 6 
ayat.1 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nyamemenuhi Bait Suci.
ayat.8 Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"


Apa relevansinya kematian raja Uzia, kemuliaan Tuhan dan panggilan pelayanan?
2 Tawarikh 26 : 1 -1 26 melatarbelakangi kehidupan raja Uzia
Tahun kematian raja Uzia adalah indikasi telah berakhirnya jaman kejayaan pemerintahan Yehuda sekaligus kembalinya masa depan suram pekerjaan Tuhan.
Dalam masa pemerintahan raja Uzia yg dibimbing oleh Zakaria, telah berhasil mereformasi disegala bidang yg membuat makmur ekonomi, sosial, budaya dan spiritual. 

Diskripsi keberhasilan raja Uzia dipapar sangat panjang:
a. Uzia menjadi ikon perubahan dan masa depan, seluruh mata tertuju dan berharap pada keberlangsungan pemerintahan untuk terus mencatat prestasi gemilang.
b. Uzia menjadi model orang yg sangat berhasil memajukan kesejahteraan rakyat. Sektor pertanian dan peternakan sangat berkembang, ketersediaan air irigasi terjamin, sehingga ekonomi masyarakat menjadi semakin baik.
c.Uzia menjadi lambang kemakmuran dan ketentraman hidup, karena semua bangsa tetangganya sangat gemetar dengannya.
d. Uzia merepresentasikan kemajuan teknologi canggih dalam jamannya. (ayat.12-15)
Dalam budaya masa kini penemuannya adalah inovasi teknologi canggih: karena ia sudah berhasil memperlengkapi tentaranya dengan perisai, tombak, ketopong, baju zirah, busur panah dan batu umban. Harap dicatat bahwa pada jaman itu bisa membuat perisai dan tombak adalah suatu teknologi yang sangat tinggi. Bahkan ia membuat alat-alat perang yang bisa menembakkan anak panah dan batu besar ke pihak musuh. Alat-alat perang ini hasil penemuan seorang ahli, Dia bisa menciptakan senjata yang belum ada pada bangsa-bangsa lain.
Salah satu alasan mengapa pada jaman Daud bangsa Israel terus-menerus kalah melawan Filistin? Karena secara teknis orang Filistin menguasai komoditi besi dan logam berat, sedangkan Israel belum bisa bikin tombak. Baru tiga abad kemudian, teknologi itu kembali ditemukan padahal sebelumnya sudah dibikin oleh Uzia. 
e.. Uzia adalah jendral perang yg jenius, kaya strategi (ayat.11)
Negara dikelola secara baik dengan mengedepankan unsur pertahanan dan keamanan terjamin. saat itu ia mempunyai 2600 prajurit kopassus yang ahli berperang ditambah 307.500 orang tentara profesional.
Tidak ada yang bisa menandingi masa kejayaan di dalam sejarah kerajaan Israel seperti pada waktu masa pemerintahan raja Salomo. Setelah Salomo mati, kerajaannya terpecah dua, Israel dan Yehuda. Kerajaan Israel makin lama makin jahat, sedangkan kerajaan Yehuda kadang-kadang punya raja yang sedikit agak baik, tetapi juga punya raja jahat. Itu adalah masa kerajaan Yehuda yang makin lama terus menurun. Tetapi ada seorang raja muda, umurnya baru  16 tahun maju dan berdiri sekaligus cinta Tuhan. 
Banyak orang menaruh pengharapan yang besar kepada dia. Selama 25 tahun pemerintahannya dia sudah mencapai prestasi yang begitu tinggi. Namanya begitu termasyur sampai ke negeri-negeri yang jauh. Tetapi raja Uzia sudah tiada bukan dalam kemegahan justru dalam kehinaan, bukan dalam kesetiaan pada Tuhan justru pada pemberontakan pada Allah, akhir hidupnya sangat tragis, tak menandakan bahwa ia pernah menjadi seorang raja yg berhasil. .....

Bagi nabi Yesaya, kematian raja Uzia bagaikan pukulan berat yg membingungkan pikirannya! sehingga ia mengambil waktu untuk berdoa menyampaikan pergumulan pelayanan kepada TUHAN.didalam bait Allah.
Apa respon TUHAN atas kegalauan hati Yesaya?
TUHAN menampakkan Diri dengan menunjukkan:
  • Tahta kemuliaan Allah
  • Puncak jubah Allah memenuhi bait suci
  • Pelayanan kerubim
Apa artinya pesan Tuhan bagi kita yg menjadi hamba Tuhan masa kini?

I. Hamba Tuhan juga perlu menata ulang  iman kepada Tuhan (MEREKONSTRUKSI)

Yesaya sebagai hamba Tuhan sempat terpukau dengan kemuliaan tahta raja Uzia, sehingga Tuhan hendak mengkontraskan eksistensiNya yg sangat amat mulia, bersinar-sinar megah,..sangat mengagumkan tiada bandingnya.dengan apa yg pernah dirasakan Yesaya, saat nunut kamulyan (menumpang kemuliaan) raja Uzia.
Selama 25 tahun masa keberhasilan pemerintahan Uzia, Yesaya telah merasakan banyak akses, kemudahan, fasilitas pelayanan dari seorang raja yg diberkati Tuhan. Pelayanan Yesaya  tidak perlu menguras banyak energi, karena support yg sangat besar,  ia cukup numpang saja pada otoritas raja yg sangat cinta Tuhan maka pelayanan akan menggelinding dengan sendirinya. Perjumpaan Yesaya dengan Tuhan hendak menegaskan bahwa:

a. Tahta kemuliaan raja betapapun hebatnya berpotensi runtuh tanpa terduga (ayat.16)
Tidak seorangpun dapat menduga seorang raja yg cinta Tuhan tiba-tiba...ge  de....buk... jatuh dalam dosa ketidak setiaan, sehingga tangan Tuhan harus memukul sekeras-kerasnya, sampai ia mati seperti orang yg tak bermartabat.

b. Tahta kemuliaan raja berpotensi menyilaukan pandangan kita
Yesasa sebagai hamba Tuhan tidak dapat mengelak berbagai fasilitas pelayanan yg didapat dari pemerintahan yg takut akan Tuhan. Namun kemilau sinar keberhasilan tangan manusia memungkinkan orang melupakan sumber pertolongan yg sebenarnya. Tetapi sekarang ini, dalam kekagetannya , ia melihat orang yg sangat baik tiba-tiba jatuh, ia menjadi risau tentang masa depan pelayanan tanpa proteksi dari pemerintahan....
Saat itulah Allah menyatakan sinar kemuliaan tahta Raja diatas segala Raja yg jauh lebih berkilau dari kemuliaan Uzia.
Tuhan hendak menjelaskan secara detail bahwa sumber keberhasilan pemerintahan Uzia itu karena Tangan Tuhan.
Ayat .5 Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil.
ayat. 15 Ia membuat juga di Yerusalem alat-alat perang, ciptaan seorang ahli, yang dapat menembakkan anak panah dan batu besar, untuk ditempatkan di atas menara-menara dan penjuru-penjuru. Nama raja itu termasyhur sampai ke negeri-negeri yang jauh, karena ia ditolong dengan ajaib sehingga menjadi kuat.
Yesaya tersentak dengan jawaban Tuhan yg menjelaskan duduk perkara sebenarnya, bahwa ia harus membawa mengembalikani pengabdiannya pada cara yg benar, pada sumber yg benar, pada kekuatan yg benar dan pada tujuan yg murni. 
Berbagai Akses dan fasilitas pelayanan selama 25 tahun terbukti tidak membuatnya 100% sadar bahwa sumber pertolongan datangnya dari Tuhan.  malahan telah mempesona gairah emosinya untuk terus terpukau dengan kebaikan dan kehebatan anak muda yg bernama Uzia. Walaupun masa depan pelayanan menghadapi kesulitan yg hebat namun Yesaya  setelah berjumpa dengan Tuhan tak lagi gentar menghadapinya.
Tidak ada yg salah dengan fasilitas atau akses pelayanan yg kita dapat dari teman, sahabat, pejabat, sponsor atau bahkan pejabat negara. toh memang juga membutuhkannya. Persoalan yg menyertainya adalah kecenderungan kita menyandarkan hidup dan pelayanan kita pada tangan lain (other hand) bukan tangan Tuhan (His hand).


II. Hamba Tuhan juga perlu meneguhkan kembali panggilan pelayanan (MERE-DeDIKASI)
Yesaya 6:.6
Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"
Bagian ini menjelaskan bagaimana seorang nabi Tuhan yang sudah melayani Tuhan kembali memiliki hati yang dibawa kembali kepada Tuhan.  Pastinya ini bukan panggilan pelayanan yg pertama Ini menegaskan tentang re-dedikasi pelayanan .
Tuhan bertanya, “Siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka Yesaya menjawabnya dengan kalimat yang sangat indah ini, “Tuhan, ini aku.” pakailah aku......
karena sesudah itu di ayat 9  Tuhan bilang, “Aku akan mengutus engkau kepada bangsa yang tidak mau mendengar apa yang engkau katakan.” Tetapi Yesaya tidak menjadi takut dan gentar, karena peristiwa berjumpa dengan Tuhan itu sudah menjadi api dan kekuatan yang membakar pelayanan. 
Pengabdian bukanlan komitmen yg bernilai abadi walaupun diterpa banyak persoalan. Pengabdian juga bukan komitmen murahan yg sangat mudah kita permainkan untuk mendapat simpati. Sejujurnya pengabdian kita kepada Tuhan sering berubah-ubah sesuai arah angin. Yesaya telah nebeng kemuliaan raja Uzia untuk memajukan pelayanannya. Kematian Uzia membuatnya berpikir telah memasuki masa depan pelayanan yg suram...?
Panggilan Tuhan kepadanya kali ini adalah: Penguatan panggilan pertama (re-dedikasi), ini adalah penyegaran panggilan, atau pembaharuan panggilan supaya pelayanannya semakin efektif (berdayaguna).
Memasuki konsep pelayanan yg sangat sulit tanpa topangan fasilitas raja, apakah Yesaya bersedia?
Adalah kegentaran bagi kita saat melihat perubahan jaman yg sering tidak mengkondisikan idealnya pelayanan untuk berkembang. KIta menghitung investasi yg sangat terbatas, kapasitas diri yg rata-rata, tidak ada akses, kecil support namun harus eksis bahakn progresif bisakah......mungkinkah? membauat kita kadang limbung dalam diskusi dengan diri sendiri.
Penting bagi kita untuk bertanya sekali lagi pada diri sendiri
Masih sanggupkah kita melayani Tuhan sekarang ini , apakah harus pensiun dini atau  banting setir saja....
Hamba Tuhan juga perlu re-dedikasi!
III. Hamba Tuhan juga perlu mengkonsep ulang tujuan pelayanan (MEREFORMULASI) ayat.2-3



Mengapa Tuhan perlu membawa Yesaya kembali melihat kesucianNya dan pekerjaan pe layanan serafim?  Serafim adalah makhluk malaikat bertingkat tinggi; Nama mereka berasal dari kata 'seraph' (harfiah -- "makhluk yang menyala") mungkin menunjukkan kemurnian mereka sebagai yang melayani Allah di sekitar takhta-Nya; mereka mencerminkan kemuliaan Allah sedemikian rupa sehingga kelihatan seperti terbakar. Dari sikap dan perkataan yg terus disampaikan menjelaskan bahwa 

Apa relevansinya dengan pelayanan Yesaya?
1. Pelayanan adalah tindakan PENYEMBAHAN.

Serafim adalah para malaikat yang menyembah Allah secara terus menerus, mereka secara khusus memusatkan diri untuk menyembah Allah. 
Pelayanan adalah tindakan penyembahan: dimana kita membungkukkan diri untuk memberi persembahan secara utuh kepada Tuhan dengan rasa hormat, kagum, syukur. Perhatikan bagaimana pelayanan pekerjaan Tuhan telah banyak bergeser arah menjadi tindak untuk mengeksploitasi Allah bagi kepentingan diri manusia.. Jadi kerja pelayanan telah banyak dirubah formulanya bukan untuk memberi kepada Allah. Melayani untuk mendapatkan, melayani untuk menerima, melayani untuk saya.
2. Pelayanan bukan karena alasan KAPASITAS
Serafim berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" 
Apa artinya kualitas perbuatan moral kita walupun oleh orang lain telah dianggap memenuhi standar moral diatas rata-rata namun jika kita berhadapan dengan kekudusan Tuhan. Malaikat Tuhanpun tak sanggup membuka wajahnya memandang kekudusan Allah.

  • Pelayanan sama sekali tidak berbicara pengalaman perbuatan baik kita
  • Pelayanan juga tidak berbicara tentang besarnya kemampuan kerja kita
  • Pelayanan juga tidak berbicara masalah kecerdasan orasi kita
JIka kita dipanggil untuk melayaniNya itu menunjukkan besarnya anugerah yg dipercayakan kepada kita. Panggilan itu adalah inisiatif Allah sendiri bukan karena ada potensi besar yg mau dimanfaatkan Allah dari diri kita. Dia adalah Allah mandiri dalam karya. JIka Dia bersedia memakai kita, itu adalah anugerahNya!.


3. Pelayanan dibangun diatas dasar RELASI bukan sekedar komitmen pelayanan.


Komposisi anatomi sayap serafim yg berjumlah enam :  empat sayap dipakai dalam kaitannya penyembahan sedang dua sayap dipakai untuk terbang atau bekerja melayani Tuhan. Menjelaskan dominasi relasi pribadi manusia dengan Tuhan merupakan dasar dibangunnya pelayanan. Pelayanan sejati bukan dibangun diatas dasar komitmen, kemauan yg sangat kuat untuk melayani karena nyatanya komitmen manusia yg bermetraipun dapat berubah-ubah apalagi komitmen dengan Tuhan yg tidak kelihatan!


Hamba Tuhan adalah manusia biasa, punya rasa, punya hati......
Hamba Tuhan juga bisa salah, gagal dan silau dengan dunia dengan segala kemegahannya.....
Hamba Tuhan juga butuh KESEMPATAN KEDUA untuk membangun pelayanannya menjadi semakin efektif lagi!


Namun Allah dengan segala kemegahanNya telah menyediakan fasilitas yg jauh lebih hebat daripada yg pernah ditawarkan oleh dunia ini. 
Allah menawarkan kemuliaan tiada tanding
Allah menawarkan kekuatan yg tanpa batas
Allah menawarkan penyertaan yg sempurna
Allah rindu mentransfer segala kekuatan , kasih, kemurahan, anugrahnya secara lengkap dalam hidup kita. Supaya kita yg menjadi  hamba Tuhan yg manusia biasa menjadi mitra kerja yg luar biasa.
Inilah waktunya sekarang untuk mewujudkannya! GBU

by Haris Subagiyo