Kesempurnaan rancangan Allah dalam membawa umat mencapai kehidupan kekal dan berkelimpahan namun banyak disalah mengerti oleh umatNya sebagai produk gagal.
Dimulai dari apresiasi umat Israel yg sangat bersemangat memuji-muji Allah karena melihat prestasiNya membelah laut Teberau. Alkitab mencatatnya dalam lembaran spesial :" Nyanyian Musa & Israel"
Oh.....Betapa puitisnya mereka menyanjung TUHAN dengan gaya bahasa hiperbolis (berlebihan), lugas ataukah hipokrip (kepura-puraan)?
- TUHAN tinggi luhur
- TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku
- Ia telah menjadi keselamatanku
- Ia Allahku
- TUHAN itu pahlawan perang
- TUHAN itulah nama-Nya
- TUHAN mulia
- TUHAN mulia karena kekudusan-Mu
Meskipun spirit pujian yg disampaikan dimotivasi subyektivitas hanya karena telah ditolong Tuhan mereka demikian on fire ber-praise & worship, namun terlepas dari ketulusan atau spontanitas belaka, respon mereka terhadap Tuhan menunjukkan betapa indahnya mereka menggambarkan kualifikasi persekutuan antara mereka dengan TUHAN sampai menyatakan hubungannya dengan Allah sbb:
- Ia Allah bapaku
- Dengan kasih setia-Mu Engkau menuntun umat yang telah Kautebus
- dengan kekuatan-Mu Engkau membimbingnya ke tempat kediaman-Mu yang kudus
- umat yang Kauperoleh
- Kaucangkokkan mereka di atas gunung milik-Mu sendiri; di tempat yang telah Kaubuat kediaman-Mu
- TUHAN memerintah kekal selama-lamanya
Seperti dua sejoli yg lagi dipuncak asmara hanya keindahan yg tampak, dunia serasa milik berdua (yg lain kontrak semua kali....)
Nyanyian Musa dan Israel ditulis sepanjang 21 ayat dengan bahasa puitis, sangat kuat, indah dan penuh gairah. Seandainya jemaat masa kini berada disana walaupun kedatangannya ke gereja (tempat ibadah) bukan untuk memuji Tuhan tetapi karena suasana pujian demikian menggelora pasti, seluruh ekspresi tubuh dipertontonkan spontan, nampak sungguh-sungguh. demikian menggembirakan hati yg lagi pedih, Mungkin kita yg ada disana sudah merasa memuji Tuhan karena melihat totalilitasnya bangsa Israel memuji Tuhan.
namun,
Keluaran 15: 22 bagai mengikuti arah angin, demikian cepatnya mereka beriman kepada TUHAN yg membela mereka demikan cepat pula berubah setia, umat Israel setelah tiga hari perjalanan dipadang gurun Syur dengan tidak mendapat air minum (kebutuhan pokok) bahkan saat mendapat minuman tetapi terasa pahit apa yg terjadi? sontak saja mereka mengubah sikap dari memuji Tuhan menjadi pemberontakan!
Keluaran 15:24
Orang-orang Israel di Mara benar-benar marah kepada Tuhan!
Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?
Orang-orang Israel di Mara benar-benar marah kepada Tuhan!
Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?
Kata bersungut-sungut : (bahasa asli) "diagogguzo" dapat diterjemahkan sebagai:
- menggerutu, bergumam, menggerutu, mengatakan sesuatu melawan dalam nada rendah
- mengeluh dengangn perasaan tidak puas
BIS menerjemahkan bersungut-sungut dengan "mengomel" artinya marah dengan mengeluarkan banyak kata-kata. Mereka terus menerus berbicara dengan perasaan tidak senang. Mereka tidak senang dan menyesal mengikuti jalan TUHAN.
Mereka tidak lagi bisa melihat kasih setia TUHAN yg tak terbatas bahkan tanda itu asih menggelantung diatasnya.
Begitu cepat perubahannya dari pujian kepada Allah dengan nada kasih, penuh ucapan syukur, sanjungan yg tinggi luhur kepada Allah mendadak jatuh dengan perlawanan bahkan ketidak puasan yg disampaikan dengan nada menghina Allah (merendahkan).
- Ini adalah tuduhan orang Israel kepada Allah yg dianggap tidak becus memimpin umatNya.
- Ini adalah gugatan orang Israel yg menganggap Allah telah membawanya pada jalan yagn salah.
- Ini menjadi alat bukti untuk membenarkan pembelaannya bahwa Allah telah gagal merancangkan kebaikan bagi umatNYa.
Mereka tidak lagi bisa melihat kasih setia TUHAN yg tak terbatas bahkan tanda itu asih menggelantung diatasnya.
Begitu cepat perubahannya dari pujian kepada Allah dengan nada kasih, penuh ucapan syukur, sanjungan yg tinggi luhur kepada Allah mendadak jatuh dengan perlawanan bahkan ketidak puasan yg disampaikan dengan nada menghina Allah (merendahkan).
Perubahan sikap ini bukan terjadi tatkala Allah absen dalam perhatiannya kepada mereka !
Bukan pada saat Allah diam tetapi justru pada saat Allah sedang bekerja memimpin mereka secara langsung dengan kehadiran tiang awan dan tiang api.
Apa yg terjadi sebenarnya?
hanya butuh waktu tiga hari saja komitmen mereka tentang TUHAN sejak mereka keluar dari Mesir berbalik 180 derajat, mengingatkan kita , betapa rapuhnya komitmen panggilan kita kepada Tuhan. Ingatlah bagimana janji kita disetiap kebaktian tutup tahun, dengan berlinang air mata menyesali masa lalu yang telah terbuang sia-sia dan berkomitmen ulang untuk hidup lebih baik, lebih unggul, menyenangkan Tuhan, lebih efektif dalam pelayanan pada tahun yg akan datang tetapi ............sering hanya berhenti pada saat minggu pertama bulan pertama ditahun baru. kita kembali lagi pada manusia lama. easy come easy go........pintarnya kita membaca arah angin
Sampai sekarang ini, TUHAN masih sanggup mendemontrasikan perkara-perkara ajaib bagi kita. Realitanya kita hanya berfokus pada APA YANG TUHAN BERIKAN PADA SAYA saja, hanya ingin melihat mujizat Tuhan setiap hari.....mujizat yg diharapkan dapat mengeluarkan kita dari ketertindasan ekonomi, dari tekanan sosial atau bahkan berharap mujizat yg dapat menempatkan kita rangking satu dikekuasaan dunia ini.
tanpa kita mau belajar "untuk apa" Dia memperlihatkan perkara tersebut kepada kita!
tanpa kita mau belajar "untuk apa" Dia memperlihatkan perkara tersebut kepada kita!
Allah mau mengajarkan kepada kita supaya memiliki prinsip keabadian hidup yang diwarnai ke bahagiaan dan keberhasilan :
Keluaran 15:26 firman-Nya: "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau ."
- Sungguh-sungguh mendengar suara TUHAN
- (memasang telinga pada perintah TUHAN)
- Sungguh-sungguh melakukan apa yang benar dimata TUHAN
- (tetap mengikuti segala ketetapanNya)
Pengalaman di Mara adalah sekolah kehidupan yg tidak boleh dilewatkan oleh siapa saja, karena Tuhan merindukan ujian membawa kita pada loyalitas terhadap otoritasNya dan konsistensi kita terhadap firmanNya setiap hari.
Jangan cepat berubah setia.........jangan salah menilai tentang Tuhan karena: sesudah kurang lebih 7 mil perjalanan Allah ternyata Allah sudah menyediakan pengalaman ELIM. berkat lebih dari cukup ditengah padang gurun!!
Keluaran 15:27 Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata airdan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu
Seandainya mereka sebentar saja menahan kemarahan pada Tuhan, mereka tidak menjadi malu sendiri karena Allah ternyata sudah menyediakan pengalaman berkat berkelimpahan menyusul pengalaman Mara.
Jika kita sudah merasa lelah ikut Tuhan karena persoalan yg sama bahkan bertambah banyak, bersabarlah sedikit.....tahanlah sebentar saja penderitaan itu,.....jangan keburu menyerah kalah , jika kita tahu:
bersama dengan siapa kita sekarang ini sedang berjalan.
akhir dari semuanya itu adalah kedewasaan karakter yg memungkinkan Tuhan memberikan kepercayaan besar lagi pada kita.
Dibalik ujian kehidupan selalu ada upah yang menantinya
sesudah hujan akan nampak pelangi
untuk menaiki gunung yg tinggi kita perlu turun lembah
dibalik salib ada mahkota
berilah kesempatan TUHAN menyempurnakan pekerjaanNya dalam hidup kita, amin
by: Haris Subagiyo
by: Haris Subagiyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar