Selasa, 03 Januari 2012

Menjadi Makin Besar dimata Tuhan

Seharusnya "Kapasitas diri" yg besar selalu bekerja konsisten menghasilkan kualitas hidup yg besar. Namun betapa sering besarnya kapasitas diri terdiam dalam kondisi lembam,  menganggur atau bekerja seadanya dengan standar sedang-sedang saja. Seolah-olah pekerjaan mengejar mutu hanya berhenti pada kepuasan mendapatkan kontribusi yg cukup hanya pada diri sendiri saja. Tidak bisakah kita memacu selangkah lagi untuk mencatatkan prestasi yg semakin cemerlang?

Laporan kemajuan pelayanan yg berdampak semakin efektif adalah karakter orang yg bersedia mengubah MUTU KEBAIKAN menjadi MUTU KEMULIAAN.

Bagaimanakah kita dapat meningkatkan mutu pelayanan yg semakin berkenan dihadapan Tuhan? 
Belajar dari tokoh wanita bernama Maria
Milikilah Keberanian Besar dalam menuruti Firman Allah

“Salam kepadamu Maria yang diberkati Allah. Engkau dikaruniai Allah…” 
Kesempatn yg diberikan Allah untuk menjadi pribadi yg agung, berbahagia dan diberkati adalah kesempatan terbuka dengan konsekuensi yg tidak ringan. Ini menjadi taruhan hidup yg harus dipindahkan dari kualitas baik menjadi keagungan dimata Tuhan.

a. Berani menerima kehendak Allah walaupun mengandung konsekuensi
kata Maria: "Jadilah kehendakMu atasku, karena aku ini hamba Allah,”
Allah tidak pernah memaksakan kehendaknya, karena pilihan hidup menjadi kekuatan secara personal yg harus diputuskan sendiri dengan segala konsekuensinya.
Maria berani mengambil pilihan Menerima kehendak Allah mengandung konsekuensi yang luar biasa. Kemungkinan yang terbaik yang akan terjadi kepada Maria setelah dia menerima kehendak Tuhan di dalam hidupnya adalah dia diceraikan oleh calon suaminya dan dipermalukan dimuka umum bahkan lebih dari itu. Di Timur Tengah sampai sekarang masih terjadi, menganggap sebagai kehormatan untuk membunuh mereka yg dianggap telah berbuat dosa amoral. Sehingga konsekuensi yg paling buruk yg dihadapi Maria adalah ayahnya terlalu malu dan membunuh dia.

Alkitab mencatat bagi wanita yang hamil di luar nikah, dia berhak dirajam dengan batu.
Yusuf mengambil kemungkinan yang paling buruk yaitu menceraikan Maria.
Kelahiran Kristus dimuka bumi tidak akan terjadi kalau tidak ada seorang wanita yang berani  menyerahkan diri, mengambil kehendak Tuhan itu untuk dirinya dan itu memberikan konsekuensi pengorbanan yang tidak bisa terbayangkan yang akan terjadi kepadanya.

b. Berani menerima kehendak Allah walaupun tidak populer

Berjalan mengikuti arus besar adalah langkah yg paling cepat dan mudah namaun pada waktu malaikat datang kepada Maria, Maria menerima panggilan untuk memakai kandungannya sebagai alat Tuhan mengerjakan pekerjaan besar.
Kita tidak akan bisa melihat hidup ini sebagai pintu kesempatan. kalau kita tidak membawanya di hadapan Tuhan dengan satu penghargaan penilaian yang terindah,segala sesuatu dapat menjadi berkat karena Allah. Kalau kita tidak punya prinsip seperti itu, tawaran yang terbaikpun kadang-kadang kita akan tolak. Tetapi pada waktu kita melihatnya sebagai berkat, kita akan menjalani pengalaman yang mungkin berbeda.
Berani untuk menerima sesuatu yang mungkin belum pernah kita lakukan dalam hidup ini bersama Tuhan. Kalau Tuhan memberi kesempatan tahun depan mendapat pekerjaan yang lebih baik, pelayanan, yg lebih baik, why not , sementara kita memandang kapasitas diri yg kecil atau belum pengalaman. Jika Tuhan yg memanggil kita, katakan YA saya bersedia apapun resikonya karena saya tahu Tuhan yg mengutusnya
Hidup ini bukan soal happy or unhappy tetapi kita diberkati atau tidak. Apapun yang kita dapat, apapun yang kita raih, jika tujuannya untuk membuat kita happy, kita akan menggerutu karena kita merasa semua itu hasil kerja dan usaha kita sendiri, itu hal yang berhak dan layak kita dapat. Tetapi berkat konsepnya terbalik. Walaupun kita mengejar sesuatu, walaupun kita meraih sesuatu, ada satu perasaan sebenarnya hal ini tidak layak datang kepada hidupku. Kalau akhirnya itu terjadi, kita berbahagia karena kita merasa itu sebagai berkat dari Tuhan.
Maria menerima ini sebagai berkat ,ia bersukacita meskipun dia sadar dia akan diejek dan dipermalukan, tetapi dia melihat ini sebagai anugerah baginya. Maria menerima kehendak Tuhan. Itu perlu keberanian. Tetapi dia melihat itu sebagai kesempatan, sebagai berkat, sebagai anugerah dari Tuhan.

c. Berani Mengerjakan perkara yg tidak mungkin sebagai kesempatan yg mungkin
Maria berkata: bagaimana mungkin?” Maria sesungguhnya sadar bahwa ia tidak dapat melihat kemungkinan itu terjadi, realitanya tidak bisa, sebab dia belum bersuami. Tetapi ia bersedia dipakai Tuhan dengan caranNya sendiri yg tidak mungkin menurut perspektif manusia.
Pada waktu orang Eropa pertama kali datang ke South Africa mereka kaget. Mereka melihat anak-anak kecil sedang bermain kelereng. Batu yang dipakai berwarna putih, waktu mereka asah, batu itu menjadi berlian. Di balik hidup kita mungkin banyak material yang seperti itu yang tidak terlihat dan hanya dipakai untuk bermain saja. Tetapi kalau kita sungguh-sungguh melihat itu dari mata Tuhan, nothing is impossible. Itu bisa menjadi berlian yang indah di dalam hidupmu. Put it in your perspective, meskipun belum terjadi sekarang.
“Tidak ada satu orangpun lahir langsung sukses.
Tidak semua orang bisa jadi orang sukses.
Tetapi kesuksesan bisa datang kepada siapa saja.
Bagaimana kita mengubah hidup dari baik menjadi agung, berbahagia dan diberkati?
Jangan gentar jika Tuhan meminta kita untuk mengerjakan kehendakNya, sekalipun engkau belum pernah mengerjakannya.

Jangan pahit memegang apa yang sudah lewat di masa lampau sehingga kita tidak mau melangkah untuk hari depan.
Ketakutan akan kegagalan masa lampau yang terus kita simpan di dalam hidup kita sehingga kita tidak berani untuk maju.
Pertanyaannya: apakah nasib kita di masa depan harus ditentukan oleh pengalaman kepahitan kita di masa lampau?
Memang betul masa lampau tidak bisa kita hapus dari sejarah hidup kita, tetapi jangan sampai dia mengontrol hidup kita.
Tingkatkan terus standar pengharapan kita bersama dengan Allah

Kita ingin ekspektasi hidup kita terus maju, demikian juga hidup rohani kita. Tercapai atau tidak, itu urusan belakang. Tetapi naikkan terus ekspektasi itu. Jangan ingin terus mengerjakan hal yang sama dalam hidup ini. Jangan merasa kita sudah melakukan pengorbanan yang besar dalam hidup ini. More than that.
Di dalam sejarah American Football pernah tercatat satu hal yang sangat mengesankan. Seorang pemain football bernama Roy Riggles dalam pertandingan final melakukan satu touchdown lari begitu jauh. Seluruh penonton terdiam. Baru dia sadar ternyata dia berlari ke gawang sendiri. Dia malu bukan main. Dia menolak untuk melanjutkan permainan di babak selanjutnya. “I’m finish,” katanya. Setengah permainan, pelatih masuk ke dalam dan berkata kepadanya, “Kau bisa pilih, terus duduk di situ dan mengakhiri game ini dengan memory orang tidak pernah lupa Roy Riggles did a memorable touchdown in a wrong side. Atau, you keluar, sebab the game is half over.” Dia berdiri lalu keluar dan dia main. Dan sejarah mencatat di sisa game itu Roy Riggles bermain seperti kesetanan.
Sudah gagal? Sudah salah? Ingat, the game is half over. You still have another game. He raised his bar of expectation.
Saya bikin satu kegagalan, saya akan bikin lima kesuksesan. Saya bikin dua kegagalan, saya akan bikin sepuluh kesuksesan. Tahun ini saya baru mengerjakan satu hal. Tahun depan saya akan mengerjakan tiga hal. Itu namanya hidup. Itu namanya ekspektasi. Itu namanya keinginan desire dalam hidup kita. Tidak ada orang besar dalam dunia ini tidak lahir dari mimpi yang besar. Dan tidak ada orang besar dalam dunia ini yang menjadi besar karena tidak memiliki mimpi yang besar. Walaupun kita tahu tidak semua mimpi menjadi realita dalam hidup kita.
Tingkatkan terus kualitas pelayanan kita, kerahkan seluruh potensi besar yg sudah Allah percayakan dalam diri kita.
Happy New Year.......Have nice day all
by Haris Subagiyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar