Kamis, 09 Juni 2011

Totalitas pengabdian atau ibadah yg semu ?


Tuhan Yesus selalu berterus terang pada kita: bahwa tampilnya standar NILAI itu jauh lebih penting dari sekedar penampilan MODE. Kekristenan adalah persoalan nilai bukan mode, ekspresi phisik atau pesona kata-kata indah.

Pengabdian yg berjalan bersama ucapan syukur, pujian dan penyembahan adalah warna original dari kekristenan . Sikap ini demikian suci, agung, megah, mulia seharusnya lebih dahulu diperankan oleh mereka yg lebih mengenal Tuhan, yg mengaku percaya Tuhan, melek Alkitab dan terdidik secara khusus di pelayanan, namun kita sering tidak lulus test ketaatan dalam melakukannya.
Ironi memang, orang-orang yg menjadi agen suara kebenaran sering gagal dalam ujian praktek ketaatan ,sehingga  tampilan sesungguhnya adalah peforma luar bukan mewakili kemurnian hati.


Apakah yg sedang kita kerjakan saat ini, Totalitas pengabdian atau ibadah yg semu ?

Lukas 7 : 36 -50

1. Spritualitas semu:  (ayat.44-45)

Simon orang Farisi mengundang Tuhan Yesus unuk makan dirumahnya.
Pemilik rumah dalam Injil mempunyai persamaan nama yaitu ‘Simon’, tetapi perlu diketahui bahwa nama ‘Simon’ adalah nama yang sudah umum (pasaran), Lebih jelasnya dalam Injil Matius dan Markus ia disebut sebagai ‘Simon si kusta’ (Mat 26:6), sedangkan dalam Lukas, ia adalah ‘seorang Farisi’ (ay 36). Seorang Farisi yg mengudang Tuhan Yesus makan dirumahnya sungguh pengalaman yg tidak lazim, karena orang Farisi secara umum tidak nge-pro (menyukai) Tuhan Yesus.
Lalu apa motivasi Simon mengundang Yesus?
Dilihat dari etiket baik yg bersedia mengundang Tuhan Yesus dan dari sebutan memanggil TUhan Yesus sebagai "guru" ayat. 40, Tampaknya Simon, berbeda dengan komunitas orang Farisi yang lain, Ia tidak memusuhi ataupun membenci pribadi maupun ajaran Tuhan Yesus. Tetapi, Simon juga bukanlah orang yang percaya, bukanlah orang yg mengasihi dan menghormati Yesus.

Mungkinkah ia mengundang Yesus tanpa tujuan.........?

Kemungkinan Simon sedang menginjak kopling netral (menghormati tetapi tidak percaya Yesus; respec not believe) atau berdiri diwilayah abu-abu, namun secara normatif sikap sebenarnya dapat dinilai merendahkan martabat Yesus.

Apa dasar theologisnya?

Perhatikan perlakuan Simon menurut tatakrama jaman itu! Menurut adat yg berlaku pada waktu itu, kepada semua tamu undangan yg dihormati harus ada tiga sikap "welcome" yg harus dilakukan oleh tuan rumah.
  • Clean Welcome (sambutan dengan pencucian kaki): Ketika tamu datang, keluarlah seorang hamba membawa tempayan (wadah air) dan handuk untuk membersihkan kaki tamu dari debu. Maklum Timur Tengah (bukan jalan hot mix) jalan pasir dan berdebu dengan model sepatu sandal jadul yg terbuka dan bertali
  • Kiss Welcome (sambutan dengan ciuman): Ketika masuk kedalam rumah, tuan rumah mencium tamu sebagai ucapan selamat datang supaya merasa disambut dengan senang hati dan betah dirumah.
  • Fresh Welcome (sambutan dengan pengurapan minyak): Selanjutnya kepala tamu diurapi dengan minyak wangi untuk menyegarkan kelelahan selama perjalanan.
Tiga hal penting dalam tata cara penyambutan tamu ini, semuanya tidak dilakukan oleh Simon kepada Yesus. Ini artinya Simon sebenarnya tidak menempatkan Yesus sebagai orang yg dihormati dirumahnya atau dengan sengaja melanggar kesopanan!
Mengundang Tuhan Yesus dengan maksud palsu....

Aplikasi:

Dalam membangun relasi dengan Tuhan, tidak ada posisi netral atau tidak berpihak, semua yg kita kerjakan pastilah bermotif tujuan: semu atau sejati, mempermuliakan nama Tuhan atau sebaliknya mempermalukanNya. Orang lain mungkin saja luput atau salah untuk menilai kualitas karakter kita, namun Tuhan Yesus tahu segalanya sampai di kedalam hati kita.
Apa motivasi kita berbakti kepadaNya, apa yg kita harapkan dalam pelayanan?, Ada apa dibalik pemberian kita, berangkat dari mana kebaikan kita? Benarkah kita terpanggil untuk kebaikan manusia dan kemuliaan Tuhan.........?

ah............tidak ada yg tersembunyi, tidak ada yg tercecer dari catatanNya, semuanya terbuka dihadapanNya. Maksud baik, niat jahat atau bahkan sikap abu-abu.


Keberhasilan kita dalam mengelabuhi orang lain, tidak berarti Tuhan juga dapat kita bohongi. Tidak ada untungnya penampilan lahiriah kita yg tampak sempurna jika di kedalam hati Tuhan menilainya sebagai tulang belulang yg berserakan!
Skor 100 dari manusia tetapi skor "0" dari Tuhan.


Bagaimakah seharusnya tampilan percaya, harapan dan cinta kita pada Tuhan?


2. Spritualitas sejati



Sementara Simon mengundang Tuhan Yesus dengan maksud yg semu, datanglah seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ia menangis tersedu-sedu, air matanya membasahi kaki Yesus. Dan menggunakan air matanya pula ia membasahi kaki Yesus, tanpa malu menggunakan rambut yg menjadi mahkotanya untuk menyeka air mata yg membasahi kaki Tuhan. ia bersujud dibelakang kaki Tuhan:  menciuminya dan meminyakinya dengan parfum (ay 37b-38).


Ia adalah seorang wanita yg datang tanpa diundang (wanita penyusup), ia sedang menjatuhkan dirinya untuk memberikan penghargaan yg setinggi tingginya pada Tuhan Yesus. hanya dengan satu tujuan memberi....mengabdi dan mengasihi........tak mengharapkan balasan....



Kita dapat saja memberi kepada siapa saja tanpa mengasihi tetapi kita tidak dapat mengasihi tanpa memberi yg terbaik.
"The Spirit of love is  the spirit of giving"


Siapakah perempuan ini?

Ada yang mengatakan bahwa ia adalah Maria dari Betania, yaitu saudara Marta dan Lazarus. Tetapi perlu dicamkan bahwa sekalipun Maria dari Betania pernah mengurapi Yesus dalam peristiwa yang serupa (Mat 26:6-13 Mark 14:3-9 Yoh 12:1-8), tetapi peristiwa itu berbeda atau tidak paralel dengan peristiwa dalam Luk 7:36-50 ini!


Jadi, sebetulnya kita tidak tahu siapa nama perempuan ini. Yang jelas ia adalah seseorang yang terkenal sebagai seorang yang berdosa (ay 36). Dari istilah itu kebanyakan penafsir Alkitab menganggap bahwa ia adalah seorang pelacur, tetapi inipun belum tentu benar, karena Alkitab biasanya menyebut pelacur secara (eksplisit) terang-terangan.

Satu hal, wanita ini dulu pembuat dosa namun sekarang telah diubahkan menjadi orang yg membenci dosa,ia mau menyampaikan terimakasih atas pengampunan yg dikerjakan Allah.

Statusnya sebagai orang yg terkenal berbuat dosa seolah-olah terhapus oleh harumnya aroma parfum yg sudah ditumpahkan dikaki Yesus.


Sungguh, Teladan dari spiritualtas sejati didemontrasikan oleh orang kafir!

1. Memberi karena telah mendapatkan yg kekal (pengampunan dosa)

Ia terkenal sebagai seorang yang berdosa (ay 37a).namun kini ia menjadi penyembah Tuhan yg memberi hidup karena sudah diubahkan hidupnya oleh Tuhan. Jadi pengabdian dan penyembahan harus berangkat dari perubahan karakter kita bukan keinginan berbuat baik.
kata yg dipakai untuk menjelaskan bagian ini berbentuk past perfect tense: ‘who had been a sinner’ (yang dulunya adalah seorang berdosa), supaya orang tidak beranggapan bahwa pada saat itu ia masih adalah orang berdosa. Alasan yg benar kita memberi adalah karena sudah diberi sesuatu yg bernilai kekal dari Tuhan bukan supaya kita diberi hal-hal yg temporer (sementara).

2. Memberi walaupun banyak alasan untuk tidak memberi

Perempuan itu sanggup mengatasi halangan untuk datang kepada Yesus.
Rasanya tidak mudah bagi perempuan itu, yang terkenal sebagai orang yang berdosa untuk datang dan melakukan tindakan kasih kepada Yesus, mengingat diskriminasi sosial dan spiritual ada batasan antara orang berdosa dan orang saleh sangat kuat (Luk 15:1-2). Pasti ada halangan (social barrier) bagi dia: dari orang-orang di sekitarnya, teman-temannya, atau mungkin dari bisikan setan ke dalam hati, pikirannya, yang mengatakan bahwa ia sudah sangat jatuh dalam dosa sehingga tidak layak untuk datang kepada Yesus.
Namun wanita itu tetap memberi karena alasan Tuhan Yesus, terlepas dari keteladanan orang lain atau apa kebutuhannya sendiri. Tuhan Yesus menjadi alasan sekaligus kekuatan untuk mengatasi segala rintangan.
Pertanyaan etis yg mungkin sedang Anda ajukan: Pantaskah orang yg tidak diundang boleh masuk kerumah orang yg sedang mengadakan perjamuan makan?

William Barclay menjelaskan: bahwa merupakan suatu kebiasaan pada waktu seorang Rabi sedang makan di suatu rumah, semua golongan orang boleh datang ke rumah itu tanpa harus diundang - mereka cukup bebas untuk melakukan hal itu - karena untuk mendengarkan mutiara-mutiara hikmat yang jatuh dari bibirnya.

Lalu apa motivasinya sehingga sedemikian kuat memiliki keberanian untuk mendatangi Tuhan Yesus?

Pastilah desakan dari dalam untuk menyatakan rasa terima kasih kepada Yesus yang tidak bisa ditahan sehingga tidak ada kekuatan apapun yang bisa menghentikannya dari melakukan apa yang ingin dilakukannya

3. Memberi dengan semangat Kasih

Perempuan itu menangis, dan membasahi kaki Yesus dengan air matanya, dan menyekanya dengan rambutnya, dan mencium kaki Yesus (ay 38a).
‘Mencium’.kaki Yesus
Kata ‘mencium’ dalam bahasa Yunaninya adalah KATEPHILEI, yang berarti: mencium dengan sungguh-sungguh atau dengan penuh kasih sayang atau  mencium berulang-ulang.
Kata yang sama digunakan dalam Luk 15:20 (ciuman bapa kepada anak bungsu yang kembali), dan juga dalam Mat 26:49, Mark 14:45 (ciuman Yudas Iskariot kepada Yesus).
Ciuman mempunyai beberapa kemungkinan makna yaitu: kasih, penghormatan, permohonan, ketundukan, dan ibadah atau penyembahan.
Adam Clarke berkata bahwa: Ciuman digunakan pada jaman kuno sebagai simbol dari kasih, penghormatan agama, ketundukan, dan permohonan.

4. Memberi dengan kerelaan Pengorbanan

‘menyeka dengan rambutnya’.
Bagi orang-orang Yahudi merupakan sesuatu yang memalukan seorang perempuan untuk mengurai rambutnya apalagi untuk menyeka dengan rambutnya di depan umum. Tetapi perempuan ini bersedia melakukan pengorbanan tersebut. Maria dari Betania (saudara Marta dan Lazarus) melakukan pengorbanan yang serupa, karena kasihnya yang besar terhadap Yesus (Yoh 12:3).

5 Memberi yang paling Berharga

Perempuan itu meminyaki kaki Yesus dengan menggunakan minyak wangi, yang tentu saja sangat mahal harganya.
Perempuan-perempuan Yahudi umumnya memakai sebuah botol minyak wangi yang digantungkan pada seutas tali yg dikalungkan dileher dan itu merupakan bagian dari hidup mereka,, sehingga mereka diijinkan oleh Torat untuk memakainya pada hari Sabat . Terlihat bahwa minyak wangi itu bukan hanya mahal, tetapi juga merupakan sebagian dari harta yg berharga diri pemiliknya. Namun perempuan ini rela mempersembahkannya bagi Yesus! Tidak ada yang terlalu bagus yg dapat diberikan kepada Tuhan Yesus
Jika kita sungguh mengasihi Tuhan Yesus, dorongan kasih itu merelakan kita memberikan segalanya bagi Dia seolah-olah milik kita tidak berharga bagi kemuliaanNya.

6. Memberi dengan Totalitas

Akhirnya ia mengurapi kaki-kaki Yesus dengan minyak wangi itu. Biasanya ini dicurahkan pada kepala. Penggunaannya pada kaki-kaki mungkin merupakan suatu tanda kerendahan hati. Mengurusi kaki-kaki merupakan tugas yang rendah, tugas yang diberikan kepada seorang budak..
Sesuatu yang luar biasa dari perempuan ini adalah bahwa ia memberikan sesuatu yang berharga untuk Yesus, tetapi ia tidak memberikannya dengan perasaan bangga, tetapi dengan perasaan tidak layak, sehingga ia mencurahkannya ke kaki Yesus!

Habis sudah semua keberhargaan dirinya dihadapan Tuhan, tak menyisakan kebanggan sedikitpun dalam hidupnya sebagai manusia. Perempuan ini telah berani memberikan semuanya, yg paling baik dengan kasih untuk Tuhan. Inilah totalitas pengabdian sejati!


Aplikasi
Lebih dari sekedar kesembuhan, pemulihan keluarga, mendapatkan peluang bisnis, penghiburan atau kekuatan. Momentum perjumpaan dengan Tuhan Yesus pasti berdampak revolusi spiritual, perubahan yg mendasar dan bernilai kekal.
Perubahan ini nyata berbuahkan kebenaran dan kasih. Indikasi perubahan hidup pasti tampak dari apa yg sedang kita berikan kepada Tuhan. Fokus pada sikap yg memberi dan berTuhankan Kristus setiap hari.

Watak kekristenan yg esensial bukan keberhasilan kita mengeruk kekayaan sorga untuk memfasilitasi hidup dengan waaa...h selama didunia. Kita bangga dengan prestasi material, posisi karir dan masa depan karena dianggap  menunjukkan tingkat relasi dan kesalehan pada Tuhan sehingga Tuhan balas memberkati. apa ya....benar ??Kekristenan bukanlah agama menerima dan dilayani tetapi ajaran Kristus yg mendorong kita memiliki keberanian memberikan sesuatu kepada Tuhan dengan kasih tanpa pamrih, seluruhnya dan yg paling baik.

Anda masih bertanya lho....apa aku ngaplo (tidak mendapat apa-apa:Jawa) terus  apa bagian yg pantas saya diterima...?

Eh broooo.....Anda berpikir Tuhan berkepentingan dengan pemberian kita. ......oooooh tidak, ......sama sekali tidak ada untuk kepentinganNya.
Segala yg kita beri tidak menambahkan sedikitpun nilai kekayaanNya
Semua yg tidak kita berikanpun juga tidak mengurangi kemuliaanNya.
Justru kita yg berkepentingan dengan pemberian kita sendiri.

Jika kita masih ragu dengan atensi (perhatian) Tuhan dalam hidup ini,
Ini solusi yang harus kita catat!!!!

Kalau kita berani membeli kerajaan sorga sekarang ini, maka Tuhan akan memberikan bonus semuanya...bukan cuma satu
Anda beli satu saja dan silahkan bawa pulang semuanya sekalian dengan keranjangnya, semuanya habiskan....jangan ada yg tersisa.....ambil yg jatuh-jatuh, semua untuk Anda......ho oh...ho oh mau........(apa kurang kepenak)
Yg diberikan Tuhan tidak akan luntur, tak akan rusak, tidak bisa diambil orang, abadi berkualitas tinggi, tak sebanding dengan segudang pemberian kita.

Sekarang ini, Pikirkan dan Kerjakan saja bagian yg menjadi peran kita: pengabdian dengan loyalitas, pelayanan dengan tanggungjawab, memberi yg paling baik, dengan kasih dan jangan pernah meragukan Tuhan tidak mencatat air mata dan keringat Anda.
Allah tidak pernah membangun kesulitan-kesulitan untuk mereka yg sedang bergiat melayani bagi kerajaanNya,
Saat kita melangkan, Dia pasti menyertaiNya.
Saat kita bekerja Tuhan pasti memberkatinya, amin.

Good morning all
God Bless U all...................Selamat melayani

by Haris Subagiyo

Tetap bersinar dibawah mendung derita


Kualitas pelayanan Kristen menuntut kita untuk menyikapi persoalan hidup yg paling berat sekalipun, lebih dari sebagai orang-orang yg cakap dalam bertahan (defensif) tetapi menjadi pribadi yg berani maju, terus berjuang melewati segala rintangan mencapai kemenangan sampai garis akhir.
Realitas penderitaan bukanlah pembenaran argumentasi kita untuk menurunkan bobot iman atau bahkan sengaja menghentikan langkah maju dan berkarya bagi Tuhan.
Walau mendung bergelayut menutupi bumi, sinar terang haruslah tetap terpancar dari iman kristen yg memandang Allah sebagai tujuan hidup.
Sanggupkah iman kita bersinar ditengah kekelaman hidup?


I Petrus. 2:18-25
Latar Belakang
Kulifikasi penderitaan umat percaya yang dikemukakan di sangatlah khusus dan unik. Sebab penderitaan tersebut dialami oleh orang-orang Kristen yang waktu itu berlatar-belakang dari golongan ekonomi yang sangat miskin;  yang saat itu berstatus sebagai para budak. Dimana hak hidup mereka telah dirampas secara paksa oleh tuan mereka.
a. Budak adalah gambaran mereka yg kehilangan hak hidup dan masa depan.

Sejarah mencatat tentang perlakuan-perlakuan yang sangat bengis dan tidak manusiawi terhadap mereka yang berstatus sebagai budak. Warna hidup mereka bagaikan sansak yg dapat dianiaya, dipukuli atau diperlakukan seperti kuda  yg dipaksa bekerja keras yang melampaui  batas-batas normal hingga dijadikan komodi yg dapat diperjual-belikan  oleh tuan mereka kepada orang lain tanpa ada orang yang dapat membela atau melindungi diri mereka.

b. Budak adalah alat yg hanya boleh berguna bagi orang lain. 

Karena itu orang-orang yang menjadi budak pada zaman itu sama sekali tidak memiliki lagi hak bagi hidup mereka sendiri. Kondisi memaksa  mereka hidup hanyalah untuk menghidupi dan melayani orang lain yang menjadi majikan mereka, sama sekali bukan utuk hidup bagi dirinya sendiri.

c. Budak simbol pengabdian tanpa menuntut upah

Semua budak tidak pernah menerima upah apapun walau mereka telah bekerja keras, membanting tulang dan mengerahkan seluruh tenaga dan waktu sepanjang hidup mereka. Hidup mereka sudah menjadi milik tuannya sehingga tidak dibutuhkan lagi penghargaan atas pekerjaannya.

d. Budak adalah realita arogansi superior kepada yg inferior.

Tuan tidak  menggunakan komunikasi verbal (perkataan) untuk memanggil atau memerintah budak sebagai bagain dari gengsinya. Ia cukup menepuk tangan dalam memberi isyarat pada budak. Demikian murah dan tak berharganya mereka yg menjadi budak. 
Apabila mereka suatu saat bertindak melawan karena tidak tahan terhadap perlakuan para majikan yang kejam itu, maka mereka akan mendapat hukuman siksaan yang sangat keji. 
Bagi para budak yang berani memberontak, melawan atau mereka yang melarikan diri dari para tuannya tetapi kemudian mereka dapat tertangkap kembali. Para budak ini akan dipaksa untuk memanggul beban yang sangat berat di atas kepalanya, tubuh mereka akan diikat dan digantung pada tiang gantungan, atau mereka akan mendapat cambukan di punggung secara bertubi-tubi sehingga menimbulkan bekas bilur-bilur yang dalam. 
Saat itu belum ada hukum atau peraturan yang dapat menjerat para majikan yang berlaku bengis dan kejam terhadap para  budaknya. Sebab hukum yang ada justru melindungi para majikan untuk memperlakukan para budak sesuka hatinya.


Di tengah-tengah situasi perbudakan yang demikian, rasul Petrus memberi nasihat kepada para budak yang menderita dianiaya oleh para tuannya, demikian: 
Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis



1. Penderitaan bukanlah alasan untuk menurunkan KUALITAS IMAN.ayat.18 

Anggota jemaat yang menjadi pengikut Kristus yg berstatus budak memang dapat menderita lahir batin karena perlakukan kasar majikan. Namun harus tetap bersikap hormat, mau tunduk dan tidak melawan kepada tuan mereka baik kepada tuan yang berlaku ramah  atau yang murah hatinya maupun kepada tuan yang berlaku bengis. 

Kita dipanggil melebihi dari harapan untuk sekedar keluar dari persoalan pribadi. Namun ada tuntutan sikap yg lebih bernilai dari sekedar keluar dari penderitaan, yaitu KETAATAN pengabdian pada Allah. 
Penderitaan, penolakan, ketidakadilan, arogansi dalam pelayanan bukanlah kesempatan kita merintih untuk menjual keberanian dan membeli simpati dari orang lain.
Berhasil keluar dari penderitaan adalah perkara biasa-biasa saja, nilainya rata-rata, tidak menggugah hati Allah untuk memberi inisiai jempol pada kita. Allah merindukan kita untuk dapat memanfaatkan penderitaan sebagai kesempatan untuk memunculkan kualitas iman yg semakin murni 
Penderiataan akan menjelaskan kualitas konstruksi iman kita!, didasari oleh jerami, kayu kering atau batukarang. Pesan moral yg hendak disampaikan oleh rasul Petrus adalah:
Iman kita kepada Allah tak  boleh digoncangkan oleh tekanan phisik dan psikis: pukulan, kemarahan, aniaya dan ketidak adilan. 
Iman yg terus bersinar melewati awan kegelapan, hujan badai dan gelombang. 
Iman yg memiliki visi untuk lebih dari tercapainya pemenuhan kepentingan dirisendiri. 
Iman yg terus bergerak maju menerobos celah-celah gunung persoalan  hingga berhasil mencapai puncak kemenangan sampai garis akhir. 


2. Penderitaan adalah kesempatan hidup dalam ANUGERAH ALLAH.ayat.19


Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar  akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung”.  
Kualifikasi penderitaan yg dimaksud sangatlah jelas: menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. artinya kita tidak sedang dalam posisi pembuat persoalan tetapi sebagai korban ketidak adilan, kesewenangan atau arogansi bahkan tatanan sistem  yg kotor.   
Nasehat yg disampaikan rasul Petrus ini cukup mengejutkan karena berlawan dengan logika etis!
Sebab kepada para budak yang telah hidup sangat menderita akibat paksaan untuk bekerja melampaui harapan dan kemampuan serta siksaan yang tidak manusiawi dari para tuannya itu. Namun justru mereka diminta  untuk menghayati penderitaannya sebagai kasih karunia Allah. 


Rumusan kehidupan yg disampaikan rasul Petrus ini lebih dari sekedar kata-kata manis, ucapan penghiburan atau bentuk simpati yg mendalam terhadap praktek perbudakan yg menimpa jemaat. Ini adalah cara Allah bukan cara dunia ini.
Cara yg dipakai bukanlah pendekatan psikologis untuk memberi stimulasi supaya tetap gairah meski dalam penderitaan. Juga bukan dengan pendekatan etis. Malahan yg disampaikan Firman Tuhan adalah FORMULA YG A-SIMETRIS (berlawanan dengan logika etis).
"adalah kasih karunia" Penderitaan sebagai konsekuensi iman dapat kita sadari bukan sebagai kehinaan, kutuk, atau nasib sial yg menimpa hari depan kita. Penderitaan karena menangung apa yg seharusnya tidak usah kita tanggung adalah KEHORMATAN yg diberikan Allah sebagai anugerah. 
Jika konsep anugerah hanya dipersepsikan sebagai berkat yg membawa sukses pelayanan, bisnis, relasi dan keluarga kita maka:


Kita akan terkaget-kaget untuk menerima kenyataan iman kristen yg menjelaskan bahwa penderitaan karena konsekuensi iman adalah kasih karunia Allah. 
Kita tidak memiliki energi untuk menyampaikan ucapan syukur untuk keadaan yg sedang kita hadapi bahkan cenderung patah semangat (muthung: bhs.Jawa) dalam pengabdian kepada Tuhan.


3. Penderitaan adalah REALITA alami para pengikut Kristus. ayat.21


 “Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya” 
Semua pengikut Kristus bukanlah mereka yg dipanggil hanya untuk percaya pada Kristus tetapi dipanggil untuk menderita bersama dengan Kristus. Standar pembenaran sikap kita tidak diukur dari para martir atau bapa-bapa gereja yg terbukti kokoh dalam iman. Tolok ukur kita adalah Tuhan Yesus peran pengabdian Kristus dikayu salib.


Imitatio Christi 
adalah panggilan untuk hidup menderita bersama Kristus.
Orang-orang percaya yang saat itu berstatus sebagai para budak dipanggil untuk memiliki spiritualitas Kristus, yaitu agar mereka sungguh-sungguh mengikuti jejak dan pola kehidupan Kristus.


Bagaimanakah karakteristik penderitaan Kristus:  ayat.33


Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil


a. Di tengah-tengah pergumulan, penderitaan dan kematianNya Kristus tetap menampilkan integritas diriNya yang sempurna. 


b. Pada saat Tuhan Yesus diperlakukan secara kejam dan tidak adil, Dia tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan, caci-maki yang dilontarkan oleh para musuhNya dengan caci maki, pukulan dari para lawanNya dengan pukulan dan nyawa dengan nyawa. 


c. Ketika Ia diperlakukan secara tidak adil dan sewenang-wenang. tidak ada catatan pelanggaran yg dilakukan Tuhan Yesus adalah: “Ia tidak berbuat dosa” (I Petrus. 2:22) 


d. Tuhan Yesus telah menampilkan sosok diri dari “Hamba Tuhan yang menderita” dan yang mampu menghadapi setiap penderitaan dan kematianNya dengan kasih yang sangat sempurna. 


Dorongan instintif VS Panggilan hidup yang berkualitas


Penderitaan sekarang ini adalah saat dimana kita  dapat hidup secara berkualitas dalam spiritualitas Kristus di tengah-tengah pergumulan dan penderitaannya. Namun kita sering dibelokkan dengan kecenderungan manusia pada saat dia mengalami penderitaan dan perlakuan tidak adil atau kejam adalah hawa nafsu untuk membalas tindakan yang sama kepada si pelaku. 


Dorongan instingtif tersebut kemudian dilegitimasikan oleh berbagai ideologi, budaya, adat-isitiadat, filosofi bahkan sistem pengajaran agama sehingga penyelesaian terhadap kejahatan sepanjang perjalanan sejarah manusia senantiasa diwarnai kekerasan dan balas dendam. 


Sikap Kristus sepanjang hidupNya tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan; tetapi Dia senantiasa membalas kepada si pelaku kejahatan dengan kasih, kesabaran, dan kesediaan untuk berkorban. 


Demikian pula anggota jemaat yang pada waktu itu berstatus sebagai para budak yang kerap dianiaya dan diperlakukan secara tidak adil oleh para tuan mereka; mereka dipanggil untuk senantiasa meneladan sikap Tuhan Yesus. Mereka dipanggil untuk kaya dalam kasih dan sabar menderita seperti yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus; tetapi dengan suatu keyakinan yang kokoh, yaitu: “menyerahkan kepada Allah yang akan menghakimi dengan adil” (I Petr. 2:23).  


Iman kepada Kristus menyadarkan umat percaya sepanjang zaman, yaitu bahwa hanya kasih Allah yang rela berkorban akan mampu mengubah setiap sistem dan pola kehidupan yang buruk. Walau kasih Allah tidak segera direspon oleh dunia ini , namun Realita KASIH KRISTUS yg tidak terbatas didemontrasikan dikayu salib telah lebih dahulu merubah hati kita untuk dipenuhi kasihNya. kasih Allah itu yg memampukan kita berhasil mentransformasi segala situasi yang jahat menjadi kebaikan.

Sahabatku yg super
Di manakah posisi kita saat ini berada? 
Apakah kita menderita karena menjadi korban, ataukah kita menderita akibat kelakuan kita yang jahat? 
“Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah” (I Petr. 2:20).  Amin.


Godmorning All...selamat bersibukria menyambut Paskah 2011
GodblessU all.....

Penundukan diri yang Mengubahkan Dunia

Persoalan terbesar yg dihadapi Juru Selamat dunia bukanlah saat memanggul salib sampai Golgota. Duduk persoalannya justru dimulai dalam pergulatan iman di Taman Getsemane. Pergumulan batin yang dialami Tuhan Yesus dalam kapasitas 100% manusia dan 100 % Allah di Taman Getsemani menjadi tonggak penentu  keberhasilan memikul salib.
Kedahsyatan seluruh penderitaan tergambar jelas mendampingi detik-detik berikutnya yg harus dilewati bagaikan masuk dalam lembah bayang-bayang maut yang begitu mengerikan. Hal ini yang membuat-Nya nyaris tak kuat menanggungnya sehingga Allah Bapa harus mengutus seorang malaikat untuk menopang kekuatanNya (Luk. 22:43).

Mengapa peristiwa salib Golgota harus dimulai dari pengalaman Getsemane yang begitu dahsyat?

"Pergumulan Getsemane itu mengajarkan sikap penundukkan diri dibawah otoritas kehendak Allah sebagai prioritas besar lebih dari kebutuhan, persoalan dan eksistensi diri kita. Penundukan diri terhadap kehendak Allah merupakan sistem instalasi awal sebelum sistem kerja Allah dimungkinkan mensupport seluruh kinerja hidup kita.

Apa pentingnya penundukan diri kita terhadap kehendak Allah?

1. Melakukan kehendak Allah adalah KEPUTUSAN yg harus kita PILIH. ayat.42
"Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini  lalu  dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki. 

Melakukan kehendak Allah adalah pilihan bebas manusia (free will). Allah tidak pernah dalam kapasitas memaksakan kehendakNya sebagai keinginan yg didorongkan kedepan secara paksa kepada kita. Hidup bagi kehendak Allah adalah suatu pilihan bebas. Orang bisa saja menolak untuk hidup bagi kehendak Allah, apalagi jika pilihan tersebut logikanya membawa konsekuensi yang akan merugikan dirinya sendiri atau bahkan menyebabkan kehilangan nyawa.
Namun, teladan yang diperagakan Tuhan Yesus di Taman Getsemani menyatakan bahwa menuruti kehendak Allah Bapa adalah skala prioritas besar daripada mengejar kenikmatan semu yang ditawarkan dunia.

Di taman Getsemane menjadi makin nyata dimensi kemanusian Yesus, bahwa Dia juga memiliki kepekaan rasa yg dapat terluka, merasakan kepedihan jiwa yang sangat dalam serta kesengsaraan fisik yang belum pernah dialami dalam kehidupan-Nya di bumi. Itu  membuat-Nya digoncangan dengan perasaan gemetar dan takut sehingga Ia meminta ketiga murid-Nya yang terdekat, Petrus, Yakobus, dan Yohanes, berjaga di dekat-Nya (Mat. 36:38).
Bahkan Lukas menambahkan bahwa karena ketakutan, Ia makin sungguh-sungguh berdoa sehingga "peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah" (Luk. 22:44).
Tuhan Yesus mengalami tekanan mental yg sangat luar biasa saat memulai menghadapi salib Golgota.

Mengapa Yesus merasa begitu takut dan gentar?

1. Karena Ia menyadari bahwa hidup-Nya yang suci, tanpa dosa, sebentar lagi akan dikontakkan dengan kecemaran dan kenajisan dosa dunia. Ia yg tidak berdosa dijadikan berdosa untuk menggantikan hukuman dosa manusia.

2. Menghadapi kenyataan ditinggalkan oleh Allah Bapa. Relasi Allah Bapa dan Anak bersifat chemestri (senyawa), harmoni dan abadi, namun karena dosa kita, Allah Bapa harus memalingkan muka dari Anaknya.

KegentaranNya sama sekali tidak ada relevansinya dengan keengganan disakiti secara phisik atau batin, perasaan ini adalah wajar sebagai manusia. KegentaranNya adalah berkaitan dengan fakta kesucian diri dan relasi Ilahi dengan BapaNya.

Harapan Yesus yg dituangkan dalam doaNya tidak dimaksudkan untuk menampik cawan murka Allah, justru dalam doaNya menyatakan penyerahan total kepada kehendak Bapa-Nya. Jelaslah bahwa Yesus telah membuat pilihan secara sadar dan tegas untuk menerima kehendak Bapa-Nya walaupun dengan konsekuensi harus kehilangan nyawa dan putus hubungan dengan Bapa walau hanya untuk waktu yg sangat amat singkat.

Kemauan kita untuk memilih kehendak Allah membutuhkan PENUNDUKAN DIRI secara total tanpa menyisakan keinginan yg berpeluang menyenangkan diri sendiri. Proses penundukan diri ini melalui tarik menarik keinginan pribadi, godaan dari luar, iming-iming iblis yg dikontradiksikan dengan konsistensi pada kehendak Allah. Penundukan diri yg seharusnya tidak boleh didasari kepentingan pribadi atau fakta yg fana, seperti kehilangan kesenangan, kebebasan atau harga diri.
Pada posisi manakah pilihan kita, itu menujukkan kualitas iman yg sesungguhnya terhadap Allah.

2. Melakukan kehendak Allah adalah KEPUTUSAN YANG HARUS DIPROKLAMASIKAN
(ayat.42)
"Ya Bapa-Ku, jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu"
Apa pentingnya Alkitab mencatat secara eksplisit doa Tuhan Yesus yg diulang-ulang sebanyak tiga kali dengan pernyataan yg sama.

a. Tidak ada pilihan berganda (multiple choice) dalam melakukan kehendak Allah.

Secara manusia, kita dapat menjadi lemah dan tak berdaya bahkan seperti mau mati rasanya dengan tuntutan Allah. Namun Allah tetap tidak akan menurunkan beban loyalitas terhadap kehendakNya. Secara prinsip kehendak Allah tidak akan pernah merampas fakta kebahagiaan kekal yg sudah diberikan pada kita, namun secara faktual memang konsekuensi ketaatan itu dapat memukul perasaan kita.

b. Kehendak Allah menuntut pengakuan langsung kita untuk memastikan dimanifestasikannya kehendak Allah tanpa syarat.

Suatu tindakan yg memastikan bahwa kehendak Allah harus terlaksana, berapa pun harga yg harus dibayar adalah proklamasi penting dari watak iman kita. Karena bagi Yesus, melakukan kehendak Bapa itulah yang paling baik, efektif dan menyenangkan Bapa. Karena misi keselamatan manusia yg sudah dirancang sejak kekekalan saat ini menjadi nyata dalam diriNya .
Ini adalah proklamasi iman yg tunduk pada kehendak Allah  bahwa kehendak Allah menempati rating di atas segala-galanya:  lebih dari kepentingan pribadi, lebih dari kebutuhan, lebih dari cita-cita bahkan lebih dari hidup kita sendiri dan lebih dari realita yg sementara.

Iman Kristen tidak berjalan diawan-awan, dimana tidak ada kepastian untuk menjawab panggilan Tuhan. Iman itu bukanlah janji tetapi bukti, iman itu bukan perkataan tetapi perbuatan. Iman itu bukan KEMUNGKINAN tetapi KEPASTIAN. Iman Kristen yg sejati seharusnya realistis dengan keberanian yg MEMASTIKAN dilaksanakannya seluruh kehendak Tuhan dalam hidup kita sampai selama-lamanya tanpa syarat.
Sanggupkah kita memastikan bahwa melakukan kehendak Allah menjadi cara yg paling efektif dan ideal dalam hidup dan pelayanan kita?
Jika kehendak Allah yg menjadi jalan satu-satunya bagi pengabdian kita, maka itu menjadikan cara Allah bekerja secara nyata di-dalam dan melalui hidup kita.

3. Melakukan kehendak Allah adalah KETAATAN YANG HARUS DIBUKTIKAN

Tuhan Yesus membuktikan ketegasan pilihan dan proklamasi-Nya melalui ketaatan tanpa kompromi. Penderitaan yang Ia alami dari Taman Getsemani sampai Golgota diterimaNya dengan kerelaan walaupun itu pengalaman yg penuh dengan resiko. Sikap ini membuktikan ketaatan-Nya kepada Bapa-Nya.  Banyak perkara yg dapat dijadikan alasan untuk menggagalkan misi salib Kristus:

a. Siasat iblis yg ingin menjegalnya sejak kejatuhan Adam dan Hawa tak sanggup mengecoh ketaatan Yesus kepada BapaNya. Kejadian 3:15

b. Pengkianatan murid-muridNya juga tidak membelokkan konsitensiNya terhadap tujuan keselamatan manusia yg telah melekat dalam hidupNya.

c. Semua perlakuan manusia yg bengis, kejam, tidak adil, tidak manusiawi, semuanya itu tidak mampu menghentikan langkah ketaatan-Nya. Sampai pada akhirnya, Ia berani menyampaikan seruan "tetelestai" (bhs.Yunani), `sudah selesai`, yg berarti bahwa seluruh harga sudah dibayar lunas dalam tindakan ketaatan-Nya sampai dikayu salib.

"Pengalaman Getsemane adalah apresiasi Allah yg sangat besar kepada manusia yg tidak berharga, namun telah dibayar dengan DIRINYA SENDIRI yg sangat amat mulia, Dia turun sampai pada titik nol, menjadi manusia yg tidak berharga, dihina, dijadikan berdosa, bahkan disamakan dengan penjahat yg layak menerima hukuman mati. Bukan untuk membela mereka yg hidupnya benar, bukan untuk orang yg saleh dan terhormat tetapi untuk manusia yg lekat dengan lumpur dosa, tidak berharga, lemah tak berdaya, sampah yg menjadi bahan bakar nereka.

Kegentaran hatiNya ditaman Getsemane telah memikul seluruh dosa seisi dunia ini, membayar lunas seluruh hutang dosa kita sehingga dunia telah diubahkan oleh penderitaanNya.
Itulah bukti kemurnian PENUNDUKKAN DIRI yg sanggup mengubahkan seluruh dunia.

Taat sampai mati, melakukan kehendak Allah sampai titik darah penghabisan adalah gambar kasih Allah yg membela kita!

Berapa kali peristiwa Paskah sudah kita lewati?
Berapa banyak thema Paskah yg sudah kita dengar dan sampaikan?
Paskah bukanlah simbol penderitaan dan ketidakberdayaan ......
Paskah bukan seremonial keagamaan yg harus diagendakan secara reguler oleh gereja.
Paskah adalah panggilan praktis untuk hidup TAAT dibawah otoritas Firman Allah dengan segala konsekuensinya seperti Kristus yg berani dan rela membayar harga ketaatan untuk kita.

Jadilah pribadi yg mengerti dan bersedia melakukan kehendak Allah setiap hari.
"janganlah seperti yang aku kehendaki, melainkan menjadi seperti yang Engkau kehendaki" 

Be STRONG with God......
have nice day.............................

Sayalah BARABAS itu

Peristiwa terbesar , termegah , terhebat yg tak dapat dilupakan hingga kekekalan adalah membereskan ketidakberdayaan manusia yg dipukul sekeras-kerasnya oleh kuasa dosa. Kemauan dan kemampuan untuk menyelesaikan hanya dimiliki Allah sendiri yg harus membayarnya dengan cara menggantikan hukuman kematian dikayu salib.
Paskah hendak mendemontrasikan Kasih Allah yg menjangkau semua orang secara tidak terbatas, tidak memihak  dan tak mengharapkan umpan balik. Kasih Allah tak lelah bekerja, lebih dari mencari orang yg pernah berbuat kesalahan. KasihNya mencari semua orang tanpa kecuali DIRI SAYA PELAKU KEJAHATAN masih  diberi tempat special dihatiNya. 

Barabas adalah bukti: pelaku KEJAHATAN yg dibela Tuhan sampai titik darah penghabisan.

Matius 27 :15 - 26
Mengenal Pribadi Barabas?

a. Arti nama: Barabas berarti anak bapa (ayat.16)
"Dan pada waktu itu ada dalam penjara seorang yang terkenal kejahatannya yang bernama Yesus Barabas."
Barabas mempunyai nama kecil "Yesus".  Jadi nama lengkapnya ialah Yesus Barabas dan Barabas memiliki arti yg sangat bagus: berarti anak Bapa, perhatikan asal katanya:
Asal kata Barabas dari : Bar Abba
  • Bar = Dari bahasa Aram, artinya “putra," “butir," “murni," atau “alami“
  • Abba = Dari bahasa Ibrani, artinya “bapa”
Jadi Barabas berarti " anak bapa" , Yesus Barabas adalah Yesus anak bapa
Benarkah nama itu menunjukkan kelakukannya?  
b. Karakter Barabas:  Dalang kejahatan (ayat.16)
"Dan pada waktu itu ada dalam penjara seorang yang terkenal kejahatannya yang bernama Yesus Barabas"
Barabas menjadi ikon kejahatan saat itu, dari sekian banyak nara pidana yang ada di penjaranya ,Barabas disebut sebagai orang yg terkenal karena kejahatannya, Kemungkinan besar ada korelasi antara dua orang penjahat yg disalib didekat Tuhan Yesus adalah komplotannya dimana Barabas menjadi pemimpinnya, jadi ia bukan saja pelaku tetapi dalang anarkisme yg punya keberanian sebagai raja tega. Sepak terjangnya membuat geram banyak orang, bukan saja pemerintah Roma tetapi juga masyarakat sipil ikut membencinya. karena dia adalah pemberontak, penjahat dan pembunuh yg membahayakan. 
Barabas, anak bapa yg hidupnya merana dipenjara..(kapokmu kapan)

c. Jasa Barabas: seorang nasionalis pemberani (patriotik) 
Alkitab menuliskan bahwa pada waktu itu adalah seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan. (Mar 15:7). 
Barabas ini dijebloskan penjara berkaitan dengan suatu pemberontakan yang telah terjadi di dalam kota dan karena pembunuhan. (Luk 23:19).
Barabas boleh juga dijuluki pahlawan pemberani, tidak ragu, tegas dan spontan. Karena ditengah melempemnya perlawanan orang Yahudi terhadap Romawi, Barabas tampil secara mandiri melawan Roma. Idealisme adalah: mengembalikan tanah Yudea bebas dari kekuasaan orang asing (Romawi). Orang-orang Yahudi sangat bangga dengan kebangsaan mereka sebagai bangsa pilihan Allah dan mereka sangat merindukan kemerdekaan dari penjajahan romawi. 
Revolusi dikobarkan oleh Barabas
  • Melawan pemerasan Romawi terhadap orang Yahudi atas nama pajak yg menyengsarakan rakyat.  
  • Melawan arogansi para tentara Romawi yang semena-mena menindas mereka dan mempermalukan seperti budak . 
  • Melawan intervensi Roma yg diluar kewajaran, sampai hak bicara dengan bahasa sendiri (Ibrani) dilarang saat berbicara didepan umum.
  • Melawan Romawi karena memaksa orang Yahudi mengcopy paste budaya  dan hukum Romawi padahal Yahudi sangat menjunjung tinggi peradabannya.
Namun, mayoritas orang Yahudi lebih memilih bertahan dibawah tekanan daripada mencoba merevolusi pemerintah Romawi. Mereka mengambil sikap diam sambil mengomel dibelakang. Namun Barabas secara nyata menggalang front pembela kedaulatan negara yg berusaha melawan Romawi dengan cara dan kekuatan sendiri. darimana beayanya? kemungkinan dari tindak kriminal lainnya.......  

Apa relevansi Barabas dengan DIRI SAYA?

Barabas adalah orang yg menerima anugerah Allah sangat besar pada hari seharusnya ia dihukum mati.

Matius 27:15 menjelaskan kepada kita, “Telah menjadi kebiasaan bagi wali negeri untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu atas pilihan orang banyak.  

a. Barabas dipilih bukan karena kualifikasi moral tetapi kualitas kejahatannya

Dalam momentun hari raya Paskah (peringatan keluarnya Israel dari Mesir) Pilatus dalam perilakunya yg korup berusaha menutupi dosanya dengan mengambil hati orang Yahudi untuk melepaskan satu orang saja dari penjara pada hari Paskah. Pastinya ia akan memilih seseorang yang paling bajingan, paling tengik, yang paling hancur, yang kejahatannya dikenal oleh seluruh bangsa Yahudi saat itu, Nyatanya memang benar Pilatus memilih Barabas. untuk divottingkan bersama Yesus.
Yesus Kristus vs Yesus Barabas.........bukan kebetulan!!!!!

b. Barabas seharusnya dihukum mati karena nilai kejahatannya

Keadaan akan berbeda seandainya ia dipenjara sesudah peristiwa penyaliban Kristus, dipastikan tidak akan menerima pembebasan. Mengapa? 
Karena kasusnya akan diputuskan sesuai dengan hukum Romawi (hukuman mati) Kejahatannya bukanlah kejahatan kecil, tetapi pemberontakan kepada Roma dan pembunuhan. Ada tiga bentuk kejahatan terbesar pada zaman itu yang hukumannya adalah salib. Kejahatan itu adalah: pengkhianatan negara, pembunuhan dan perampokan. Barabas melakukan semua itu jadi hukuman salib adalah upahnya.
Namun. Pengadilan yg digelar Pilatus bersifat luar biasa, karena pengadilan mengeksekusi orang yg secara hukum tidak ada data dan fakta dianggap bersalah. (Yesus) namun keputusan harus diambil bukan hukum demi obyektivitas hukum tetapi hukuman demi permintaan pasar.
Celaka jika para penegak hukum mengadopsi metode ini.....
Pilatus jelas-jelas tidak menemukan bukti kesalahan Yesus karena tidak ada fakta yurisnya.
Pilatus cuci tangan terhadap kasus ini walaupun ia tahu Yesus 100% tidak bersalah
Pilatus menawarkan barter narapidana untuk meredakan emsi massa.
Dalam keBINGUNGAN antara mempertahankan karir atau menuruti nurani, ia mengajukan strategi BARTER. Barter ini terjadi ketika Pilatus bertanya kepada kumpulan orang Yahudi yg jelas membenci Yesus karena hasutan. Harapannya: Yesuslah yg akan dibebaskan, namun diluar dugaan. Ketika orang banyak berteriak teriak mendesak supaya membebaskan Barabas dan menyalibkan Kristus. Satu suara bulat  terus diteriakkan.....salibkan Yesus...bebaskan Barabas........
Pilatus hanya bilang..........ehm....cocok karo batinku (sudah sesuai dengan hati saya)

c. Barabas tidak berbuat apapun untuk memperoleh kebebasan hukuman

Barabas sendiri juga tak menyangka, sangat heran dengan keputusan itu. Dia yang seharusnya dijatuhi hukuman mati ternyata dalam hitungan menit bebas dan semua perbuatan masa lalunya dibatalkan. ia sekarang berpindah tempat dari pesakitan menjadi orang bebas. Ini adalah proses pengadilan tercepat.......
Ia merasa tidak melakukan apapun yg benar sebagai alasan untuk meringankan hukumannya. Ia hanya menerima saja dengan tak bersyarat
Mungkin Barabas membandingkan dengan wajah hukum di Indonesia. Untuk mengajukan banding kasus tindak kriminal ringan dibutuhkan waktu antre berbulan bulan bahkan beberapa tahun. itupun harus menggunakan uang suap, bayar pengacara, rekayasa kasus dll. Tetapi dalam kasus Barabas, dia dibebaskan murni dalam hitungan menit dan dia dinyatakan bebas tak bersyarat yg berkekuatan hukum tetap.

d. Barabas dianggap sebagai orang benar walaupun perbuatAnnya tidak dapat dibenarkan

Allah membenarkan orang yg bersalah bukan membenarkan perbuatannya! Kristus melakukan tindakan pembenaran atas hidup kita.
Tuhan Yesus yang rela untuk dihukum ,mengambil tempatnya Barabas. Si pembunuh pergi dengan bebas, sementara yang tidak bersalah, Yesus Kristus mengambil tempatnya  Yesus Barabas. Jadi Pembenaran berarti :

Allah memperlakukan seseorang yang bersalah sebagai orang yang tidak bersalah. 
Allah menyatakan bahwa orang itu harus dipandang benar secara hukum. 
  • Pembenaran ini terjadi di luar usaha manusia. Barabas dilepaskan dari hukuman, bukan karena perjuangannya. Itu terjadi di luar diri Barabas. Dia melakukan barter. tetpi hanya menerima hasil barter itu. 
  • Pembenaran terjadi di luar kita, karena hanya dapat dilakukan oleh Kristus di atas kayu salib. 
  • Pembenaran juga terjadi seketika. Pada waktu Barabas dibenarkan dan dibebaskan, proses itu terjadi seketika. Tidak ada proses yang berulangkali, tidak ada proses yang rumit. Pilatus hanya menawarkan siapa yang akan dibebaskan, Kristus atau Barabas. Ternyata orang memilih Barabas dan hasilnya adalah seketika itu juga barabas bebas. 
  • Pembenaran kita bersifat instan. Allah menyatakan kita benar. 
  • Pembenaran tidak bersifat progresif. Pembenaran tidaklah terjadi secara bertahap, tetapi berlangsung sekali saja
Pada waktu kita dibenarkan oleh Allah terjadi dua hal, yakni fakta dan realita. 
  • Fakta adalah Allah menyatakan kita benar, seperti yang dikatakan oleh Alkitab. ……. oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. (Rom 3:23-24). 
  • Realita atau bukti nyata. Apakah buktinya? Perbuatan. Perbuatan kita akan menjadi bukti bahwa telah dibenarkan. Semua orang yang telah dibenarkan Allah akan tampak di depan umum sebagai orang yang dibenarkan. Bukti ini semakin lama akan semakin jelas. 
Barabas adalah typologi anugerah Allah 
Karena kasih Allah yg sangat besar bersedia menggantikan hukuman dosa saya Inilah berkatnya Barabas dan inilah juga yang kita alami dari karya penebusan Kristus di atas kayu salib. Keadaan kita yang penuh dosa tidak mungkin bisa dibebaskan. Tetapi Kristus sendiri yg menggantikan hukuman yg harusnya kita tanggung. 
Kristus membenarkan kita dengan cara menjadi penggantinya kita. Ia bukan hanya sekedar seorang nabi yang mengajar, bukan sekedar seorang raja yang memerintah, tetapi Kristus adalah imam dan korban, seorang wakil umatNya. Ia mengambil alih hukuman yang diperuntukkan bagi kita. kita di barter dengan Kristus.
Kebenaran Kristus diberikan kepada kita sedangkan kejahatan kita ditimpakan kepadaNya. Sama dengan Barabas, Kristus dijatuhi hukuman, Barabas dibebaskan. Inilah yang disebut dengan pembenaran. Kita dibenarkan.

Betapa berharganya diri kita, saat kita berbuat dosa masih dicarinya sampai hukuman dosa yg harus kita tanggung digantikanNya!

Barabas itu sebenarnya adalah DIRI SAYA:

Sayalah orang yang sepantasnya menerima vonis hukuman mati.
Saya yg bersalah dan Yesus sama sekali tidak berbuat dosa
Saya yg harusnya dihukum tetapi Yesus Kristus yang menggantikan hukuman saya.
Saya merasa tidak melakukan apapun untuk memperoleh kebebasannya namun  Yesus memberikan semuanya yg paling besar untuk menggantikan tempat hukuman saya.

Saya dan Yesus, sekarang bertukar tempat: “Hukuman, kutuk, aib, dan penderitaan si pembunuh itu ditransfer kepada Yesus yang adalah orang benar; sementara kebebasan, ketidak-bersalahan, keselamatan, dan kesejahteraan dari Yesus ini dilimpahkah kepada si pembunuh itu. Sayalah orangnya!

Saya telah terinstal dalam semua kebenaran yg Tuhan kerjakan termasuk hak-hak istimewa yg Yesus Kristus,miliki sebaliknya Yesus memasuki semua kehinaan dan kengerian yang seharusnya saya alami. 

Bagaimana respon Barabas yg telah digantikan hukumannya oleh Yesus?

Tidak ada bukti dalam Alkitab atau tradisi gereja mula-mula yg menyatakan Barabas menjadi bagaian dari keluarga orang percaya.
Bahkan ada bukti Alkitab yg menyatakan ia tidak bertobat. heh...........ya tidak ada bukti pertobatan dari orang yg telah dibela Tuhan sampai mati.

Lebih dari lima puluh hari setelah Kristus disalibkan, Petrus berkata kepada orang banyak di Yerusalem,“Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu      (Kisah Rasul 3:14).

Petrus tidak akan menyebut Barabas sebagai “pembunuh” jika ia telah bertobat. Ini bukan kelaziman yang biasa dilakukan oleh gereja mula-mula dengan menyebut dosa seseorang setelah ia menjadi orang Kristen. Jika Barabas telah bertobat ia akan menjadi orang penting dalam gereja di Yerusalem. Dan Petrus tidak akan menyebutnya sebagai pembunuh lagi seperti kepada Paulus - yang dulunya juga adalah seorang pembunuh sebelum pertobatannya.

Bukan sinema yg sedang kita tonton, inilah realita: Kesempatan kedua yg terbuang....Tragis...bahkan sangat tragis. sekali.....Barabas dibebaskan dari hukuman oleh pembelaan Yesus sampai titik darah penghabisan, namun ia tidak menunjukkan bukti pertobatan.!!!!!
Aplikasi:
Sangat disayangkan, Anugerah Tuhan yg diupayakan dengan penuh pengorbanan dapat terbuang dengan percuma,
Kabar baik yg disampaikan untuk memberi efek kemerdekaan , kita anggap sebagai hal biasa....tidak memberi dampak langsung dengan kebutuhan masa kini.
Sejujurnya.... terlalu sering kita menganggap tidak penting pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib, dengan asumsi kebutuhan: karena orientasi kita yg hanya berbasiskan konsumsi. kita menganggap bahwa salib itu hanya bertalian dengan kebutuhan rohani atau masa yg akan datang dan kurang menyentuh realita kebutuhan saat ini, 
Saya hanya ingin Tuhan intervensi bisnis, keluarga, sekolah, pelayanan.....
Saya ingin Tuhan hanya memfasilitasi pangkat, kesuksesan, kemakmuran, kesenangan........
Kita lupa bahwa pusat kehidupan kita dapat berlangsung sampai saat ini dimulai karena kerja Salib Yesus.

Salib sudah dipancangkan di Golgota
Darah yg suci sudah mengalir menghapus bersih seluruh dosa kita
Pengampunannya sempurna menggantikan hukuman saya.
Sekarang adalah KESEMPATAN KEDUA untuk kembali mereposisi hidup kita menjadi orang yg berguna: bagi Tuhan..bagi negara..bagi gereja..bagi keluarga..bagi siapa saja


Selamat Paskah 2011
Selamat Hidup Baru didalam Kristus......

by Haris Subagiyo